Saat Presiden Jokowi Telepon Vladimir Putin dan Zelensky, Bahas Apa?

- Minggu, 6 November 2022 | 15:35 WIB
Kiri-kanan: Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Joko Widodo, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (REUTERS/ANTARA FOTO)
Kiri-kanan: Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Joko Widodo, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (REUTERS/ANTARA FOTO)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi media komunikasi dua pemimpin dunia. Kali ini kepala negara melakukan komunikasi melalui sambungan telfon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berbicara mengenai poin inisiatif Laut Hitam.

"Melakukan percakapan telepon dengan Presiden Putin dan membahas Inisiatif Biji-bijian (Grain Initiative) Laut Hitam. Menyambut keputusan untuk bergabung kembali dengan inisiatif tersebut," tulis akun twitter @jokowi dikutip Minggu (6/11/2022).

Baca Juga: Presiden Jokowi Bakal Evaluasi Menteri yang Kinerjanya Terganggu Urusan Capres

Adapun kesepakatan biji-bijian Laut Hitam merupakan inisiatif yang ditandatangani Rusia, Ukraina, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Turki di Istanbul pada 22 Juli 2022 untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan utama Ukraina di Laut Hitam.

Kemudian Presiden Jokowi melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Hal itu sebagaimana disamapikan Zelensky di akun twitter pribadinya, bahkan dia menyampaikan bakal hadir di Bali di tanggal 15-16 November mendatang.

"Melakukan panggilan telepon Presiden Indonesia @jokowi. Kami membahas pentingnya melanjutkan Inisiatif Biji-bijian. Ukraina siap untuk terus menjadi penjamin ketahanan pangan global. Perhatian juga diberikan pada persiapan KTT #G20," cuit Zelensky.

Mengenai hal tersebut, Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, Ali Armunanto mengatakan, keterlibatan Presiden Jokowi dalam masalah itu bukan semata-mata untuk menyelamatkan negara lain dari krisis pangan, tetapi lebih pada memastikan stabilitas pangan dalam negeri.

“Saya rasa bukan semata dalam rangka menyelematkan krisis pangan glohal, tetapi juga dalam rangka mengamankan stabilitas pangan dalam negeri,” kata Armunanto.

Baca Juga: Menpora Lapor ke Presiden Jokowi soal Rencana KLB PSSI

Dikatakan Armunanto, Jokowi mencoba melihat peluang yang bisa menguntungkan Indonesia bila suatu ketika ada terjadi embargo internasional terhadap Rusia. Pasalnya, hingga saat ini Rusia masih terus melakukan invasi kepada Ukraina, karena jika hal tersebut terjadi bukan hanya terjadi ancaman krisis pangan tetapi juga pada melonjaknya harga minyak dan gas.

“Untuk mencegah krisis serta mengambil keuntungan atas embargo internasional terhadap Rusia dengan memanfaatkan harga minyak dan gas yg mura. Dengan langkah tersebut Jokowi telah memastikan stabilitas pangan dan energi Indonesia serta memperkuat kerjasama internasional,” jelasnya.

Disini lain, lanjut dia, aktifnya Presiden Jokowi dalam permasalahan Rusia dan Ukraina sangat tepat dan membawa keuntungan bagi Indonesia secara khusus, karena hal tersebut bisa menciptakan stabilitas ekonomi di Indonesia, serta memperkuat hubungan antara Indonesia-Rusia dan Indonesia-Ukraina.

“Disisi lain stabilitas pangan dan energi akan menciptakan stabilitas ekonomi dan memperkuat stabilitas pemerintahan Jokowi,” tandasnya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X