Akses penyediaan air bersih tengah dilakukan di Desa Watuagung, Wonogiri, Jawa Tengah. Air bersih sangatlah krusial di kehidupan sehari-hari.
Matheus Dwi Pramono atau biasa dipanggil Theo juga membentuk Paguyuban Tirta Asri Wonogiri curhat bagaimana sulitnya dapat air bersih di wilayahnya. Ia bahkan membantu mengatur operasional akses air bersih ke warga.
"Warga sekitar pun berpartisipasi dengan membayar iuran aliran air seharga Rp1.500 per meter kubik. Iuran tersebut untuk membiayai keperluan perbaikan dan perawatan saluran air, mesin, pengadaan pelatihan untuk warga, maupun keperluan lainnya," katanya dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: PMI Terima 1 Truk Tangkir Air Bersih, Jusuf Kalla: Kita Terus Tebar Kebaikan
Warga juga menanam pohon gayam dan pohon beringin di atas bukit untuk menambah aliran air. Theo juga mengatakan, awalnya hanya lima rumah yang dialiri air.
"Sekarang bisa mengaliri 80 rumah warga yang sudah dialiri air bersih. Harapannya, lebih banyak lagi rumah yang bisa mendapatkan air bersih,” ungkap Theo.
Assistant Manager Sustainability of Kalbe Farma, S.F.D. Arie Wibowo menuturkan, Kalbe hadir untuk mendukung SDGs, penyediaan air bersih.
Baca Juga: Kasihan Lur… Ponorogo Dilanda Kekeringan, Warganya Kesulitan Air Bersih Mirip di Afrika!
"Penyediaan akses air bersih merupakan salah satu bagian dari SDGs untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,“ kata Arie.
Dampak dukungan akses air bersih ini diharapkan bisa menyehatkan warga desa. Karena sudah puluhan tahun mengalami kekurangan air bersih.
Selain itu, penyediaan akses air bersih juga akan dibuat di Desa Boto, Wonogiri tidak lama lagi.
Artikel Menarik Lainnya:
- Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di Sumut, Ini Foto-fotonya
- Sudah Masuk Musim Kemarau, Warga Jakarta Diminta Hemat Air agar Tidak Kekeringan
- Sebut Hanya 65 Persen Warga Dapat Air Bersih, PSI: Ini Jakarta, Kenapa Sulit Sekali?
