Tanggapan KPAI Soal #BubarkanKPAI yang Trending di Twitter

- Senin, 9 September 2019 | 18:31 WIB
(photo/ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
(photo/ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Baru-baru ini, tagar #BubarkanKPAI menggema di jagat Twitter sebagai respons penghentian audisi beasiswa PB Djarum. Menanggapi hal tersebut, komisioner KPAI Sitti Hikmawati menyebut tak mengerti arah logika tagar itu.

"Saya tidak mengerti logikanya ke mana. Mereka bisa jadi tidak mendapatkan pengetahuan yang sama dengan kita, atau informasi yang ditangkapnya itu terpotong-potong," kata komisioner KPAI Sitti Hikmawati menanggapi trending #bubarkanKPAI usai melakukan audesi dengan Pemkab Banyumas, Senin (9/9/2019).

Dia turut meminta masyarakat agar mendudukkan permasalahan sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Logikanya sangat sederhana. Yang kita minta hanya turunkan brand image, brand color, logo-logo seperti itu. Ketika itu diturunkan, berati dia mematuhi peraturan yang ada. Kalau peraturannya dipatuhi, sebenarnya KPAI tidak salah," ucapnya.

Dia menjelaskan, dengan menurunkan brand dan logo-logo tersebut, dampaknya pada denormalisasi produk yang menimbulkan pandangan seolah-olah rokok bukan barang yang berbahaya.

"Memang tidak akan berdampak hari ini dan bukan terjadi pada atlet. Kalau pada atlet diharapkan tidak merokok dengan sangat ketat. Tetapi pada mereka yang mengidolakan atlet dan melihat ini bersahabat dengan produk rokok," ujarnya.

Sitti menuturkan, menurut penelitian kesehatan dasar, tingkat keterpaparan rokok pada anak pemula untuk merokok pada tahun 2013 adalah sebesar 7,2 persen. Salah satunya akibat promosi produk rokok.

"Pada 2018, tingkat keterpaparan menjadi 9,1 persen. Salah satunya karena promosi ini. Kenapa baru sekarang? Karena kami menunggu hasil riset kesehatan. Setiap promosi yang melibatkan anak akan berdampak," ujarnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan survei terhadap anak-anak di 28 provinsi Indonesia dengan memberikan pertanyaan apa yang mereka ketahui tentang Djarum.

"Kita juga menanyakan kepada anak-anak untuk meyakinkan survei yang dilakukan di 28 provinsi, dengan pertanyaan, kalau ada statement Djarum, apa yang ada dalam benak kalian? Sekitar 1 persen anak mengatakan Djarum itu jarum jahit, 31 persen mengatakan Djarum dalam konteks itu adalah audisi beasiswa bulutangkis dan 68 persen ini mengatakan rokok. Kami juga kemarin mengatakan kepada anak-anak tersebut dalam pikiran dan hanya terbatas di tiga itu secara random," ungkapnya.

Menurutnya, hal ini dilakukan berdasarkan undang-undang.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X