Fintech Mudahkan Perempuan di Kampung Dapat Modal Usaha

- Rabu, 6 November 2019 | 14:52 WIB
Peluncurkan hasil riset bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada dan Amartha. (Indozone/Alwan)
Peluncurkan hasil riset bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada dan Amartha. (Indozone/Alwan)

Keberadaan Finteck peer-to-peer (p2p) lending diyakini meningkatkan kesejahteraan warga terutama perempuan di berbagai pelosok desa. Perempuan di desa, dengan adanya Fintech, semakin mendapatkan kemudahan dalam akses modal usaha.

Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan dana Rp1,52 triliun kepada lebih dari 321 ribu mitra usaha perempuan di Indonesia, terutama di kawasan desa. 

Ia mengatakan, agar ada keberlanjutan usaha dan para pengusaha perempuan bisa menyicil dengan tepat waktu, setiap minggunya, Amartha mengadakan pertemuan majelis atau kelompok mitra beranggotakan 10-25 orang untuk memberi pendampingan dan pendidikan mengenai tata kelola usaha dan keuangan.

"Dengan metode ini, Amartha dapat menjembatani kesenjangan yang muncul dari rendahnya tingkat pendidikan dan akses informasi perempuan di desa," ujarnya.

Ia menegaskan, dengan pola tersebut juga, kredit macet bisa ditekan di bawah 1 persen atau saat ini hanya mencapai 0,84 persen dari total pendanaan yang telah disalurkan.

Ibu Tumini salah satu ketua kelompok peminjam Amartha asal Bantul, Yogyakarta, mengatakan, pihaknya kini sudah membuka cabang usaha dan memperkerjakan 2 orang dari usaha bakmi yang di buka bersama anaknya.

"Saya sebagai ketua kelompok, juga mengadakan arisan, yang uangnya jadi uang kas serta buat tanggung renteng jika ada masalah kredit macet angggota," ujarnya.

Aria Widyanto menegaskan, pendanaan dengan cara kelompok pada perempuan di desa, menjadi salah satu cara dalam menyalurkan kredit. Dengan cara itu, seleksi penerima kredit juga dilakukan oleh kelompok usaha bukan hanya oleh petugas lapangan.

"Risiko terkelola dengan baik lewat group landing dibandingkan pinjaman individu," katanya. 

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah outstanding pinjaman September 2019, mencapai Rp10,18 triliun atau meningkat 101 persen. Akumalasi pinjaman Fintech telah mencapai Rp60,41 triliun atau meningkat 166 persen (year to date). 

Paling tidak, rata-rata nilai pinjaman terendah Rp17,8 juta dan rata-rata nilai pinjaman tertinggi Rp88,9 juta. Dengan usia peminjam didominasi usia 19  sampai 34 tahun yang mencapai 69 persen dari total peminjam 555.766. 

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X