Merebaknya virus itu dimulai sejak 25 September yang lalu, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara (Sumut) mencatat hingga Jumat (20/12) sebanyak 22.985 ekor babi mati di Sumut akibat virus hog cholera atau kolera babi.
Angka tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.
"Tertinggi terjadi kematian babi ada di Dairi, Karo dan Deli Serdang," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Azhar Harahap, Jumat (20/12).
Menurut dia selama ini pihaknya terus melakukan upaya pengendalian penyebaran virus tersebut dengan bio security, yakni mencegah lalu lintas ternak babi, melarang pemindahan ternak babi antar daerah, penyemprotan desinfektan dan pemberian vaksin.
Diberitakan sebelumnya, kematian babi di Sumut diakibatkan oleh virus hog cholera atau kolera babi dan terindikasi African Swine Fever (ASF).