Tahap Finalisasi, Matahari Buatan China Segera Beroperasi pada 2020

- Rabu, 25 Desember 2019 | 10:17 WIB
Ilustrasi/steemit.com
Ilustrasi/steemit.com

Jelang akhir tahun 2019, ilmuwan yang tergabung dalam penelitian proyek Matahari "made in China" mengatakan bahwa proyek sudah hampir selesai. Semuanya berjalan lancar meski ada beberapa masalah yang harus dipecahkan.

Matahari buatan yang dimaksud bukan seperti Matahari alami yang bisa dilihat saat terbit dan tenggelam. Namun itu seperti sebuah reaktor nuklir yang diharapkan memberi energi seperti Matahari.

Duan Xuru, salah satu ilmuwan dari China National Nuclear Corporation mengungkapkan pada media Xinhua bahwa mereka berharap bahwa Matahari buatan harus bisa beroperasi pada tahun 2020.

Para ilmuwan percaya jika matahari buatan sudah jadi, akan menjadi tonggak sejarah baru di dunia penelitian.

-
Ilustrasi/indiatimes.com

Xuru merasa bangga bahwa sebentar lagi mereka bisa membuat fusi nuklir menjadi pilihan energi yang layak di Bumi.Mengutip Futurism, Matahari buatan diharapkan menghasilkan plasma yang lebih panas dari 200 juta derajat Celcius.

Jika bisa dioptimalkan secara maksimal, alat tersebut dapat menyediakan sumber energi bersih yang hampir tidak terbatas kekuatannya.

Matahari buatan itu dinamakan Tokamak HL-2M. Bentuknya seperti cawan suci yang bisa menjadi objek penelitian baru untuk menemukan energi bersih dalam jumlah sangat besar di masa depan.

Walau sudah hampir selesai, tapi para ilmuwan China masih belum menemukan cara menghemat biaya untuk menjaga plasma yang sangat panas dan stabil cukup lama untuk terjadinya fusi.

Jika masalah itu sudah punya solusi, maka matahari made in China bisa menjadikan ilmuwan China selangkah lebih maju dalam menghadirkan energi bersih ketimbang ilmuwan negara-negara Barat.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X