Usaha Angkot di Banjarmasin Makin 'Sekarat' Sejak Virus Corona Melanda

- Jumat, 1 Mei 2020 | 11:05 WIB
Perwakilan sopir angkot kuning Banjarmasin M Gusti Hadi beserta teman-temannya menyampaikan nasib mereka saat ini. (photo/Antaranews Kalsel/Sukarli)
Perwakilan sopir angkot kuning Banjarmasin M Gusti Hadi beserta teman-temannya menyampaikan nasib mereka saat ini. (photo/Antaranews Kalsel/Sukarli)

Kondisi memilukan yang dialami oleh para sopir angkot kuning Kota Banjarmasin, disebabkan oleh tiga faktor menurut Wakil Ketua Serikat Pekerja Transport Indonesia (SPTI) Kota Banjarmasin, Muhammad Gusti Hadi.

Yang pertama kata Hadi ialah masuknya taksi online atau daring ke Banjarmasin. Lalu faktor kedua ialah kebijakan pemerintah mengoperasikan Bus Rapid Transit (BRT) dan bus trans Banjarmasin.

"Bahkan bus trans Banjarmasin itu gratis," ujarnya di Banjarmasin pada Kamis (30/4/2020).

Sedangkan faktor ketiga, yang membuat usaha angkot sekarat ialah pandemi corona yang melanda Indonesia.

-
Ilustrasi angkot. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

"Jadi makin memperihatinkan kami untuk bertahan hidup," tambahnya lagi.

Ia menjelaskan, sebelum ada wabah virus corona, usaha angkot di Banjarmasin sudah pelik.

"Sebelumnya ada virus Corona ini, kita paling dapat Rp20 ribu bahkan hanya Rp10 ribu sehari beroperasi, dengan adanya wabah Corona ini, bahkan tidak ada penghasilan lagi," ucapnya.

"Karena kan masyarakat saat ini di rumah aja, kita beroperasi tidak dapat penumpang," tambahnya.

Hadi yang  pernah menjadi sopir angkot selama 20 tahun itu mengatakan, ini adalah kondisi terparah bagi perekonomian para sopir angkot.

Padahal, untuk menghindari kondisi sekarat ini, pihaknya sudah melakukan peremajaan angkot.

"Tapi dengan adanya bus trans Banjarmasin dan BRT ini yang akhirnya mengambil keuntungan dari kami, hingga kami tidak bisa apa-apa lagi," ujarnya.

Ia berharap, ada solusi dari pemerintah, agar usaha angkot tersebut tidak mati begitu saja.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X