Tokopedia Klaim Aman, Ahli Digital Forensik Ungkap Bahaya Data yang Diretas 

- Senin, 4 Mei 2020 | 11:58 WIB
Ilustrasi aplikasi Tokopedia di handphone. (INDOZONE/Fahmy Fotaleno)
Ilustrasi aplikasi Tokopedia di handphone. (INDOZONE/Fahmy Fotaleno)

Ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengungkapkan, ada bahaya di depan mata yang bisa saja terjadi meskipun Tokopedia mengklaim pasword dari data penggunanya aman pasca diretas oleh hacker.

"Saya kurang sepakat dibahas di media-media terkesan pembelaan dari Tokopedia, data yang bocor password-nya aman," kata Ruby saat dihubungi Indozone, Senin (4/5/2020).

Ruby mengatakan, Tokopedia kembali melakukan kesalahan dengan menyebut data penggunanya yang diretas aman. Memang saat ini peretas data Tokopedia mengakui tidak bisa membuka data pengguna Tokopedia yang sudah berhasil dia retas.

"Memang saat ini pelaku nggak bisa membaca secara langsung karena diacak gitu pakai hasing itu emang nggak bisa dibaca saat ini. Makanya si pelaku karena nggak bisa baca detail itu dia jual apa adanya nih," ungkap Ruby.

Lebih jauh dia mengatakan lebih bahayanya lagi jika ada hacker yang bisa meretas password dari pengguna Tokopedia dan hacker tersebut membeli data tersebut. Otomatis dengan mudahnya sang hacker mendapat password dan bisa saja melakukan tindakan kejahatan di sana.

"Bayangin kalau ada pihak yang membeli lalu bisa melakukan crack. Memang crack data tersebut butuh effort yang besar, tetapi kan bukan sesuatu yang tidak mungkin. Secara teori itu sulit tapi bukan tidak mungkin," papar Ruby.

"Jadi walupun sudah diacak dan sulit tapi kita harus hati-hati, bisa aja ada kemungkinan ada pihak-pihak yang meretas password itu," sambungnya.

Selain itu, Ruby mengatakan meskipun password-nya tidak dapat dibuka tetap saja ada kerugian bagi masyarakat yang datanya diretas. Sebab isi data tanpa password itu sudah berisi nama pemilik data bahkan nomor handphone-nya.

"Saya nggak sepakat dengan pernyataan mereka yang menyebut pasword aman. Menurut saya kan yang bocor bukan hanya password tapi data pribadi lain yaitu nama lengkap, email, tempat tanggal lahir, lokasi, nomor handphone," kata Ruby.

Hal itu tentunya bisa memancing tindak kejahatan baru yang bisa saja diterima oleh pemilik data. Sebab data itu disebutnya termasuk dalam kategori data pribadi yang harus dirahasiakan.

"Data lengkap kan bisa dijadikan hal baru untuk tindakan kriminal baru. Jadinya para pengguna itu jadi rentan," pungkas Ruby.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X