Helikopter kepresidenan yang biasa digunakan Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja, seperti menijau lonsor di wilayah Kabupaten Bogor, beberapa hari lalu, akan masuk perawatan.
Menunjang kegiatan presiden, Tentara Nasional Indonsia (TNI), menyiapkan Helikopter berjenis EC-725 AP/Caracal untuk menggantikan helikopter Super Puma TNI-AU, yang biasa digunakan dalam kegiatan kepresidenan.
Caracal milik TNI ini, merupakan helikopter angkut sedang serbaguna buatan Airbus Helicopters Prancis. Helikopter memiliki panjang 19,5 meter dan mampu memuat 2.200 kilogram beban barang atau 28 pasukan bersenjata lengkap.
Helikopter ini, bisa diawaki hingga 6 orang tersebut memiliki kecepatan naik 1.670 kaki/menit dengan kecepatan maksimum 175 knots atau setara 324 km per jam dan kecepatan jelajah 152 knots atau 281,5 km per jam dan mampu terbang dengan ketinggian 25.000 kaki dengan jarak jelajah maksimum 526 nautical mile.
Helikopter yang bakal digunakan Presiden Joko Widodo, telah ditunjukan sesaat sebelum pergi ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dalam pesannya, Jokowi tidak meminta perubahan interior.
"Presiden tadi melihat Heli Caracal miliki TNI Angkatan Udara. Beliau melihat situasi di dalam pesawat, termasuk menanyakan masalah safety pesawat," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Minggu (12/1/2020).
Panglima TNI mengatakan, helikopter tersebut untuk sementara akan menggantikan helikopter Super Puma TNI-AU yang biasa digunakan oleh Presiden dalam kegiatan kepresidenan.
"Sebentar lagi heli kepresidenan akan masuk perawatan sehingga kita harus mencarikan heli alternatif untuk dukungan VVIP sehingga saya display, saya laporkan ke beliau terkait dengan keamanan dan kenyamanan," katanya.
