Di tengah menghangatnya kondisi politik keamanan Asia Timur, dimana Korea Utara melakukan serangkaian ujicoba peluncuran rudal, sementara Korea Selatan tengah 'bersengketa' dengan Jepang dan Rusia. Militer Korea Selatan menggelar latihan perang sekala besar dan terintegrasi di pulau yang disengketakan.
Berlangsung selama dua hari, pada 25-26 Agustus 2018, latihan perang skala besar ini dilangsungkan di Pulau Dokdo versi Korea Selatan, atau Pulau Takeshima seperti diklaim oleh Jepang, yang terletak di Laut Timur.
Ini untuk kali pertama Korea Selatan menggelar latihan perang dalam skala besar, diikuti semua angkatan. "Latihan ini dimulai pada Minggu dan mencakup Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat," jelas pejabat pertahanan Korea Selatan, seperti dilansir Reuters, Minggu (25/8/2019).
Selain kapal perang dan pesawat terbang F-15Ks, latihan ini juga melibatkan Marinir dan pasukan khusus Angkatan Laut Korea Selatan, hingga Kapal Perusak Aegis SeJong The Great yang untuk kali pertama ikut dalam latihan perang militer Korea Selatan.
Latihan perang ini dilakukan tiga hari, setelah Seoul menarik diri dari perjanjian kerja sama berbagi informasi intelijen dengan Jepang. Sementara, Jepang sendiri mencoret Korea Selatan daftar mitra dagang terpercaya.
Kendati demikian, Juru Bicara Kantor Kepresidenan Korea Selatan Ko Min-jung mengatakan, latihan ini tidak ditujukan terhadap negara tertentu. Tapi untuk menghadapi ancaman dari berbagai pihak.
Bulan lalu, pesawat perang Rusia kedapatan melintas dua kali di wilayah udara di atas Dokdo. Termasuk juga dua pesawat patroli Tiongkok yang tengah melakukan patroli bersama Rusia, juga melanggar wilayah Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ), antara Dokdo dan Pulau Ulleung.