Nabung di Bank Belum Cukup Aman, Ini Alasannya

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 13:20 WIB
Ilustrasi uang rupiah. (freepik/stockvault)
Ilustrasi uang rupiah. (freepik/stockvault)

Sebagian besar orang cukup yakin, dengan menyimpan uang mereka di bank, atau bahkan menginvestasikan uang mereka di bank dalam bentuk deposito, ternyata hal itu belum cukup untuk membuat aset kamu aman. Tidak percaya? 

Perencana Keuangan Aidil Akbar menjelaskan, menyimpan aset berharga hanya dalam satu tempat atau portofolio saja, tidaklah cukup. Meski tempat menyimpan uang itu bernama bank. 

Aidil mencontohkan, seperti halnya pada kasus krisis ekonomi 1998 lalu, dimana sejumlah bank terpaksa harus dilikuidasi. Meski saat ini sudah ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), namun itu saja tak cukup untuk membuat uang kalian aman dan berkembang. 

"Ada istilah, don't put your egg in one basket. Jangan taruh semua telur anda didalam satu keranjang, kenapa? Karena ketika keranjangnya jatuh, maka pecah semua telurnya," ujar Aidil menjelaskan kepada Indozone, Sabtu (11/7/2020). 

Aidil lantas mencontohkan peristiwa yang terjadi beberapa saat lalu. Dimana sejumlah nasabah suatu bank mengaku kesulitan untuk menarik uang deposito mereka sendiri. Menurutnya, kejadian ini harusnya membuka mata kita bahwa institusi keuangan seperti perbankan pun, ternyata tidak seaman yang kita bayangkan. 

Namun demikian, lanjut Aidil, hal ini tidak hanya bisa terjadi pada institusi perbankan saja, melainkan juga institusi keuangan lainnya. Hal inilah yang kemudian membuka pemikiran kita bahwa semua produk institusi keuangan selalu ada risiko. 

"Tapi, bukan berarti kemudian kita harus menarik semua uang kita dari bank. Kita tetap butuh bank untuk melakukan transaksi, tempat menyimpan uang kita untuk kebutuhan jangka pendek, tetapi bukan untuk menyimpan semua uang di bank," tuturnya. 

Kondisi suku bunga yang sangat rendah saat ini, lanjut Aidil, membuat uang yang kita simpan tidak bisa berkembang secara maksimal bila hanya mengandalkan produk perbankan saja. Itulah sebabnya kita membutuhkan portofolio lainnya. 

"Portofolio lain itu sama saja memiliki risiko. Bedanya adalah, risiko yang anda ambil dengan uang anda berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi. Adapun cara kita untuk mengurangi risiko yaitu diversifikasi. Jadi yang perlu anda lakukan adalah menyebar sebagian uang anda pada beberapa produk dan instrumen keuangan dan non keuangan seperti misalnya properti, emas, surat utang, obligasi, ORI, atau ke produk pasar modal seperti saham atau Reksadana," jelasnya. 

"Jadi dengan anda memecah tempat anda menaruh uang, maka anda memecah risiko dari yang 100% menjadi risiko yang kecil-kecil, misal menjadi 10%-20% saja. Sehingga ini benar-benar mengurangi risiko Anda," sambungnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X