Demokrat KLB Gelar Jumpa Pers di Proyek Mangkrak Hambalang, PD Sindir Mereka Frustrasi

- Jumat, 26 Maret 2021 | 10:13 WIB
Jumpa pers Demokrat versi KLB di lokasi proyek mangkrak Wisma Atlet Hambalang (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jumpa pers Demokrat versi KLB di lokasi proyek mangkrak Wisma Atlet Hambalang (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Partai Demokrat kubu AHY menyindir jumpa pers yang diadakan oleh Demokrat versi KLB pimpinan Moeldoko. Jumpa pers tersebut digelar di lokasi proyek mangkrak Wisma Atlet Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menurut Partai Demokrat AHY, jumpa pers tersebut adalah bentuk frustrasi peserta Demokrat KLB abal-abal.

"Partai Demokrat menegaskan bahwa konferensi pers ini merupakan bentuk frustrasi dan upaya menutupi rasa malu kepada peserta KLB abal-abal dan khalayak luas," ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, dikutip Jumat, (26/3/2021).

Menurutnya, PD versi KLB ingin mengalihkan isu dari rentetan upayanya dalam dua pekan terakhir yang dianggap gagal.

"Pertama, katanya pasca-KLB abal-abal akan segera memasukkan berkas ke Kemenkumham. Faktanya, butuh waktu lebih dari seminggu untuk mengajukan. Kedua, laporan Marzuki Alie ke Bareskrim Polri, ditolak. Ketiga, laporan Moeldoko ke Polda Metro Jaya, juga ditolak. Terakhir, gugatan Marzuki Alie dan kawan-kawan ke PN, dicabut karena ketidakyakinan mereka terhadap legal standing," ujar Herzaky.

Namun, ia menyebutkan bahwa partainya akan tetap fokus pada beberapa poin, seperti menunggu sikap Kemenkumham menggugurkan permohonan PD versi KLB.

Lalu fokus pada gugatan terhadap Jhony Allen, Darmizal, Marzuki Alie, dan kawan-kawan, atas penggunaan atribut Partai Demokrat dan pelaksanaan KLB yang bertentangan dengan hukum

Sementara itu, politisi PD versi KLB, Max Sopacua, mengungkap alasan memilih lokasi proyek Hambalang adalah untuk mengingat masa lalu.

"Kenapa Demokrat KLB ini di Hambalang. Tempat inilah, proyek inilah yang menjadi salah satu bagian yang merontokkan elektabilitas Demokrat ketika peristiwa-peristiwa itu terjadi," ujar Max.

Menurutnya, kasus korupsi megaproyek Rp2,5 triliun itu telah menghancurkan elektabilitas Partai Demokrat karena sejumlah petingginya ditangkap KPK.

Ia menuding, masih ada beberapa oknum kader Partai Demokrat yang turut menikmati hasil korupsi Wisma Atlet, tapi hingga kini belum diproses hukum.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X