Mendikbud Akui Masih Banyak Tantangan Demi Wujudkan SDM Unggul

- Rabu, 23 Desember 2020 | 22:28 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. (Photo/Instagram/@nadiemmakarim)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. (Photo/Instagram/@nadiemmakarim)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mencatat masih banyak tantangan yang harus dituntaskan untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui pendidikan berkualitas.

Hal itu disampaikan Nadiem dalam Peluncuran dan Peresmian Strategi Nasional Penanganan Anak Tidak Sekolah (Stranas ATS) dan Diseminasi Nasional Hasil Monitoring Dampak COVID-19 terhadap Permasalahan Anak Tidak Sekolah yang diselenggarakan Bappenas di Jakarta, Rabu (23/12/2020).

"Meski secara APK (Angka Partisipasi Kasar) meningkat, tapi masih banyak tantangan," kata Nadiem, dilansir dari Antara, Rabu (23/12/2020).

Selain itu, ia mengatakan bahwa ekosistem nasional yang produktif dan inovatif tidak mungkin tumbuh tanpa sistem pendidikan yang kondusif.

Untuk itu berbagai strategi ditempuh untuk mewujudkan SDM unggul, di antaranya dengan meningkatkan pemerataan akses layanan pendidikan dan percepatan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun yang mencakup seluruh warga Indonesia, khususnya yang berusia 6-21 tahun agar dapat mengenyam dan menuntaskan pendidikan dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah.

Baca juga: Jatuh Dari Tebing, Seorang Remaja Ditemukan Tewas Mengapung di Perairan Lombok Tengah

Indikator peningkatan akses layanan pendidikan itu dapat dilihat dari meningkatnya angka partisipasi kasar (APK).

APK SD pada 2019 tercatat mencapai 103,5 persen, tidak berubah dari tahun sebelumnya. Kemudian, APK SMP sederajat pada 2019 mencapai 101,32 persen, meningkat 0,46 persen dari 100,86 persen pada tahun sebelumnya, dan APK sekolah menegah sederajat Tahun 2019 mencapai 92,92 persen, meningkat 4,37 persen dari 88,55 persen pada tahun sebelumnya.

Meski begitu, secara APK meningkat, data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2017 memperkirakan masih ada sekitar 4,4 juta anak usia sekolah yang tidak bersekolah (ATS).

Selain ATS, terdapat juga anak putus sekolah (APS) dan anak berisiko putus sekolah (ABPS). Adapun penyebabnya antara lain kurangnya ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan, terutama di wilayah 3T.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X