Sempat Menguat, Kok IHSG dan Rupiah Keok Lagi Pagi Ini?

- Kamis, 18 Juni 2020 | 10:23 WIB
Ilustrasi IHSG dan rupiah hari ini melemah. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).
Ilustrasi IHSG dan rupiah hari ini melemah. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada awal perdagangan hari ini, Kamis (18/6/2020). Pukul 09.41 WIB, IHSG menurun 12 poin atau setara 0,25% ke level 4975,088. 

Pelemahan yang terjadi terhadap indeks, dimanfaatkan oleh investor asing untuk melakukan pembelian saham-saham domestik. Tercatat, nilai pembelian yang dilakukan investor asing di seluruh market mencapai Rp3,62 miliar. Sementara pembelian di regional market mencapai Rp8,46 miliar. 

Kondisi ini sedikit berbeda dengan analisis dari Tim Analis Indo Premier Sekuritas yang sebelumnya memproyeksikan IHSG pada hari ini akan bergerak bervariasi cenderung menguat. 

Kenaikan kasus Covid-19 di AS dan Tiongkok.

-
Warga memotret layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (ANTARA/Aditya Pradana Putra)

Hal itu akibat faktor pengaruh dari kenaikan kasus Covid-19 di Tiongkok dan AS, yang diimbangi prospek overweight pasar saham Indonesia dan kenaikan harga sejumlah komoditas.

"Kekhawatiran investor akan adanya gelombang kedua pandemi covid-19 setelah adanya laporan kenaikan kasus baru di Beijing dan beberapa negara bagian Amerika seperti Texas, California diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas pagi ini.

Sementara itu pemberian rating overweight terhadap pasar saham Indonesia oleh Morgan Stanley seiring prediksi pemulihan ekonomi Indonesia di 1Q21 dan naiknya beberapa harga komoditas seperti CPO, timah serta emas diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar. 

"IHSG diprediksi akan bergerak bervarisasi cenderung menguat dengan support di level 4,935 dan resistance di level 5,035," jelasnya. 

Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar AS pada waktu yang sama juga mengalami pelemahan. Meski hanya tipis, rupiah melemah 14 poin atau setara 0,10 persen ke level Rp14.050 per dolar AS. 

Ketegangan Geopolitik

-
Ilustrasi nilai tukar rupiah (ANTARA FOTO/ Puspa Perwitasari)

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan, ketegangan geopolitik di Asia antara India-Tiongkok, serta masalah di semenanjung Korea yang terus meningkat, menyebabkan kecemasan bagi pelaku pasar. 

"Faktor ini yang membuat penguatan rupiah pada awal perdagangan kemarin pagi akhirnya terpangkas penutupan sesi perdagangan kemarin sore," kata Josua dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/6/2020). 

Gelombang kedua Covid-19.

-
Ilustrasi uang dolar dan rupiah. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).

Di sisi lain, tekanan terhadap rupiah juga muncul dari faktor gelombang kedua Covid-19 yang masih terlihat di banyak negara termasuk Indonesia. Sejauh ini, Pemerintah Tiongkok menutup sekolah di Beijing. Sementara lebih dari 1.200 penerbangan dibatalkan kemarin.

Di Eropa, pabrik daging Jerman ditutup setelah ratusan pekerja terinfeksi Covid-19. Di sisi lain, pemerintah Selandia Baru bersiap untuk kembali memberlakukan karantina setelah dua kasus positif, yang terkait dengan kedatangan pengunjung Inggris.

Selain itu, pelaku pasar masih akan mencermati keputusan Bank Indonesia pada RDG bulan ini. Pelaku pasar memperkirakan BI akan memangkas suku bunga acuan dalam rangka mendukung momentum pertumbuhan untuk kembali membaik pada kuartal III 2020.

"Jadi kurs rupiah pada hari ini diperkirakan akan berada di rentang Rp 14.150 - Rp 14.300 per dolar AS," tutup Josua.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X