Hubungan Erat Habibie dengan Jerman

- Kamis, 12 September 2019 | 10:35 WIB
BJ Habibie (instagram/b.jhabibie)
BJ Habibie (instagram/b.jhabibie)

BJ Habibie sempat menempuh pendidikan di Jerman, studi teknik penerbangan, spesialis konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat. 

Setelah menempuh pendidikan di Jerman, Habibie tidak langsung kembali ke Indonesia, beliau memutuskan bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm yaitu, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. 

Kerja keras beliau di perusahaan Jerman tersebut hingga menjadikannya Wakil Ketua Perusahaan. 

Kedekatan Habibie dengan Jerman tergambar pada hubungan dekat dengan Tokoh Besar Jerman, Helmut Schmidt. Tokoh besar Jerman tersebut meninggal dunia pada akhir 2015. 

-
Tokoh Jerman, Helmut Schmidt 

Habibie mengucapkan belasungkawa yang dikutip oleh media-media Jerman mengatakan, tanpa persahabatan dengan tokoh besar Sosial Demokrat Jerman pada saat itu, mungkin tidak ada demokrasi model barat di Indonesia, sebuah negara dengan populasi muslim terbesar dunia. 

Habibie mengingatkan bahwa "Yang menguasai teknologi, maka akan menguasai dunia." ungkapnya. 

Habibie mengenang Helmut Schmidt dengan mengatakan, 

"Proses demokratisasi di Indonesia adalah berkat Helmut Schmidt," tuturnya. "Sejarah Indonesia mungkin berjalan lain, tanpa (nasihat-nasihat) dia, yang menanamkan nilai-nilai politik dan demokrasi pada saya. Saya bukan ilmuwan politik. Dari dia saya belajar tentang budaya politik di Jerman." ungkapnya. 

Kedekatan Habibie dengan Jerman membuat beliau dianugerahi gelar Warga Kehormatan oleh pemerintah Jerman. 

Tahun 1960an, Habibie ikut mengembangkan beberapa tipe pesawat di Jerman, di antaranya Hansajet HFB 320, dan meniti karir dengan cepat di perusahaan dirgantara MBB, cikal bakal raksasa dirgantara Eropa, Airbus. 

Setelah berhasil mengembangkan pesawat di Jerman, Presiden Soeharto pun memanggil Habibie ke Indonesia untuk menangani bidang riset dan teknologi. 

Berkat tangan dinginnya, Habibie mendirikan Industri dirgantara di Bandung dan berhasil membuat pesawat pertama di Indonesia bernama N250 Gatot Kaca pada tahun 1995 silam. 

Dedikasinya pada Indonesia membuat beliau dijuluki Bapak Teknologi Indonesia. 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X