5 Tokoh Muda Indonesia, Hadirkan Inovasi Baru Untuk Kebermanfaatan

- Selasa, 29 Oktober 2019 | 15:15 WIB
photo/Wikipedia/REUTERS/Beawiharta/Dok. Universitas Ciputra
photo/Wikipedia/REUTERS/Beawiharta/Dok. Universitas Ciputra

Tak kalah dengan luar negeri, Indonesia pun memiliki tokoh-tokoh muda yang sukses berkecimpung di dunia digital dengan mendirikan perusahaan rintisan digital. Berangkat dari ide kreatif, mereka menghadirkan inovasi baru untuk kebermanfaatan banyak orang.

Bahkan, beberapa di antara mereka tercatat dalam daftar orang kaya termuda di Indonesia. Siapa saja ya mereka? Berikut ulasan lengkapnya dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Selasa (29/10):

1. Ferry Unardi (Pendiri dan CEO Traveloka)

-
photo/PressReader

Ferry Unardi cukup berani memulai debutnya di industri e-ticketing pada usia 23 tahun, tepatnya pada 2012 silam. Pria kelahiran Padang, 16 Januari 1988 ini, merintis Traveloka bersama dua teman kuliahnya, Derianto Kusuma dan Albert Zhang.

Ferry merupakan lulusan Computer Science and Engineering di Purdue University. Pasca lulus, ia sempat bekerja di kantor pusat Microsoft di Seattle sebagai software engineer selama tiga tahun. Merasa tak puas dengan kariernya, Ferry memutuskan lanjut pendidikan di Harvard Business School, Amerika Serikat.

Dari sanalah, ide membangun bisnis Traveloka muncul. Ditambah dengan kesulitan Ferry mencari dan memesan tiket pesawat ketika hendak pulang ke Indonesia. Ia akhirnya merintis Traveloka pada Maret 2012 dan tidak melanjutkan pendidikannya di Harvard karena ingin fokus berbisnis.

Kini, Traveloka tidak hanya melayani pemesanan tiket pesawat, tetapi juga beragam moda transportasi hingga kebutuhan lainnya seperti kereta api, hotel, dan tempat wisata. Traveloka menjelma menjadi salah satu super-app dengan banyak layanan di dalamnya.

2. Achmad Zaky (Pendiri dan CEO Bukalapak)

-
photo/Wikipedia

Sejak kecil, pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 ini, sudah mengenal dunia teknologi. Tahun 1997, ia mulai mendalaminya dengan belajar bahasa pemrograman. Ketertarikannya pada dunia teknologi semakin terlihat ketika Zaky mewakili SMA Negeri 1 Solo dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) di bidang komputer. Ia berhasil menyabet gelar juara hingga tingkat nasional.

Setelah lulus SMA, Zaky melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan Teknik Informatika. Dia aktif mengikuti beberapa organisasi di bidang teknologi. Kecerdasan Zaky pun menghantarkannya ke luar negeri dengan mengantongi beasiswa dari Oregon State University dan mewakili ITB di Harvard National Model United Nations tahun 2009.

Di kampusnya, ia juga mendirikan organisasi Enterpreneurs Club ITB yang kini berganti nama menjadi Technopreneur Club (TEC ITB). Dengan banyaknya pengalaman itu, Zaky akhirnya merintis Bukalapak tahun 2010. Kini, Bukalapak menjadi salah satu startup unicorn di Indonesia yang fokus mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan bantuan teknologi.

3. William Tanuwidjaya (Pendiri dan CEO Tokopedia)

-
photo/Wikipedia

Perjalanan William Tanuwidjaya cukup menantang. Lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, William yang kala itu baru lulus SMA merantau ke Jakarta untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik, mengikuti keinginan Ayah dan Pamannya. Ia berkuliah di Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Informatika.

Pria kelahiran 11 November 1981 ini harus banting tulang menghidupi biaya hidupnya dan pendidikannya. Ia tak malu bekerja sebagai penjaga warnet dengan durasi kerja 12 jam per hari. William sempat bercita-cita bekerja di Google, namun harapan itu pupus begitu saja.

Ia pernah bekerja sebagai pengembang game di Bolehnet, TelkomSigma, Sqiva System, dan IT & Business Development Manager di Indocom Mediatama. Dengan pengalaman kerja di industri informatika, membuat William ingin mendirikan bisnis sendiri.

Bersama temannya, Leontinus Alpha Edison, William mendirikan Tokopedia, sebuah startup marketplace yang menghubungkan penjual dan pembeli secara online. Hingga saat ini, Tokopedia menjadi salah satu startup unicorn di Indonesia dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS. Bahkan, pernah menyabet penghargaan sebagai marketplace terbaik pada tahun 2016.

4. Nadiem Makarim (Pendiri Gojek)

-
REUTERS/Beawiharta

Sebelum pindah ke Singapura, Nadiem sempat bersekolah di Indonesia. Ia menempuh pendidikan tinggi di Brown University, Amerika Serikat tahun 2006 dengan jurusan International Relations. Pasca lulus, ia sempat bekerja sebagai konsultan manajemen di perusahaan McKinsey & Company selama tiga tahun. Kemudian, ia memutuskan lanjut pendidikan di Harvard Business School, Amerika Serikat dengan jurusan Master of Business Administration.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X