Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memburu bos Gajah Tunggal Sjamsul Nursalim (SJN) dan istrinya Itjih Nursalim (ITN) yang hingga kini masih buron.
Setelah sebelumnya menyurati Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait Daftar Pencarian Orang (DPO) untuk keduanya, KPK kini juga meminta bantuan interpol.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pihaknya sudah mengirim surat kepada Ses NCB Interpool Indonesia untuk meminta bantuan mencari Sjamsul dan istrinya melalui 'red notice'.
Surat 'red notice' tertanggal 6 September 2019 itu menguraikan perkara yang dilakukan kedua tersangka.
"Serta permohonan bantuan pencarian melalui mekanisme 'red notice' Interpol dengan permintaan apabila ditemukan agar dilakukan penangkapan dan menghubungi KPK," kata Febri di Jakarta, Kamis (21/11).
Setelah berkirim surat, KPK juga akan mengagendakan pertemuan koordinasi dengan NCB Interpol Indonesia. Menurutnya, bantuan dari Polri dan juga NCB Interpol memiliki peran yang sangat krusial untuk kasus ini.
Bos Gajah Tunggal Tersandung Kasus BLBI
Seperti diketahui, KPK sudah melakukan penyidikan dan menetapkan Sjamsul serta istrinya sebagai tersangka kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sejak 10 Juni 2019. Mereka diduga melakukan misrepresentasi terkait dengan piutang petani petambak sebesar Rp4,8 triliun.
Saat dilakukan 'Financial Due Dilligence' (FDD) dan 'Legal Due Dilligence' (LDD) disimpulkan bahwa aset tersebut tergolong macet dan memiliki hak tagih sebesar Rp220 miliar.
Bos Gajah Tunggal dan istrinya itu kemudian masuk dalam DPO karena tidak diketahui keberadaannya. Pasangan suami istri ini kabarnya sudah meninggalkan Indonesia sejak BLBI dikucurkan.
