Rusia terus menggencarkan serangan ke sejulam wilayah Ukraina, sejak operasi militer diumumkan pada Kamis (26/2/2022). Menyikapi ketegangan itu, Amerika Serikat (AS) menambah 7.000 pasukan ke sejumlah negara Eropa.
Mengutip laporan NY Times, Sabtu (26/2/2022) Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan tambahan 7.000 tentara ke Eropa, untuk menghadapi yang disebutnya perang darat terbesar sejak Perang Dunia II.
AS juga telah memerintahkan tim tempur brigade lapis baja ke Jerman untuk bersiaga ke negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tersebut.
Baca juga: Invasi Rusia-Ukraina, Striker Persipura Yevhen Bokhashvili Buat Pesan Menyentuh!
Sekretaris pers Pentagon, John F Kirby menjelaskan bahwa penambahan pasukan untuk memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa AS tidak ragu untuk bertindak jika menyerang negara-negara NATO.
Langkah Defensif
Presiden AS Joe Biden sebelumnya memastikan bahwa pasukan AS yang menuju Eropa tidak akan berperang ke Ukraina.
Namun AS telah memindahkan 14.000 pasukkan ke perbatasan Ukraina sejak Rusia mulai melakukan serangan. Kedatangan mereka akan menambah hampir 100.000 jumlah tentara Amerika di Eropa.
“Ini benar-benar langkah defensif dari pihak kami. Kami tidak memiliki niat untuk memerangi Rusia,” kata Biden dalam pidatonya mengutip Politico, Sabtu (26/2/2022).
“Namun, kami ingin mengirim pesan yang jelas, bahwa Amerika Serikat dan sekutunya akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO,” tambahnya.
Sejumlah pihak menilai Putin melakukan serangan karena ketakutan Ukraina akan menjadi anggota NATO. Pasalnya, jika itu terjadi, NATO bisa membangun fasilitas persenjataan di negara itu.
Putin merasa hal itu menjadi ancaman karena menganggap NATO bisa merebut kembali wilayah Crimea yang lepas dari Ukraina pada 2014 lalu.
Sementara negara-negara anggota NATO yang berbatasan dengan Ukraina beberapa di antaranya adalah Estonoia, Latvia, Kroasia, Polandia, Slovakia, Hungaria hingga Rumania.
