Rocky Gerung Sindir Jokowi Pentingkan Infrastruktur Dari Pada Beli Ranjang di Wisma Atlet

- Rabu, 16 Juni 2021 | 16:40 WIB
Rocky Gerung kecam pemerintah yang tak mampu beli tempat tidur di wisma atlet. (Istimewa)
Rocky Gerung kecam pemerintah yang tak mampu beli tempat tidur di wisma atlet. (Istimewa)

Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan kenaikan kasus Covid-19 saat ini merupakan kesalahan beramai-ramai, termasuk di dalamnya adalah kesalahan pemerintah.

Rocky Gerung dalam tayangan youtube pribadinya menyebutkan jika pernyataan Luhut tersebut pasti menyasar kepada pemimpin di atasnya yaitu Presiden Joko Widodo.

"Kalau yang ngomong Presiden, berarti dia nyindir bawahannya karena dia pemimpin tertinggi. Tapi kalau yang ngomong Luhut, berarti dia menyasar kepada pemimpin di atasnya yaitu Presiden," ungkap Rocky Gerung seperti yang dikutip oleh Indozone.id, Rabu (16/6/2021).

Luhut mengakui kalau usaha yang digalangnya akhirnya tidak berhasil padahal dulu dia yang jamin kalau dalam waktu 2 minggu 5 daerah khusus harus bisa selesai.

"Tapi kemudian dia gagal," sebut Rocky Gerung .

Rocky mengatakan karena kegagalan Luhut tersebut, maka dia mengatakan hal demikian.

"Nah, karena dia gagal, dia mesti bilang begitu, bahwa ini adalah kesalahan bersama. Betul memang kesalahan bersama, ada yang tidak disiplin memang. Tetapi yang tidak disiplin lagi adalah pemerintah karena berkali kali Presiden terlihat ada dalam kerumunan, gitu," tambahnya.

"Orang akan bilang begitu, tapi kan Presiden ada protokol kesehatan dan mengatakan oh ya itu membiarkan disiplin. Presiden ada dikerumunan, orang lain menganggap jika berarti aman-aman saja, itu memang tidak langsung, tetapi psikologinya begitu, mengapa Presiden bilang jangan ada di kerumunan segala macam, tetapi dia ada di kerumunan," sambungnya.

Melihat kenyataan itu, Rocky mengatakan jika kali ini Luhut benar-benar serius terhadap pernyataannya.

Rocky juga mengaitkan hal tersebut pada kasus yang baru saja terjadi di Wisma Atlet di mana banyaknya pasien yang terlantar karena tidak ada ketersediaan ranjang yang kosong di mana bed occupancy rate (BOR) sudah lampu kuning .

"Itu memang gak diucapkan, tetapi dengan itu kita harus mengganggap bahwa kali ini pak Luhut benar-benar serius karena di depan mata kita tadi itu Wisma Atlet penuh, kehabisan tempat tidur, jadi sekaligus menerangkan bahwa Presiden Jokowi memamerkan bahwa masih ada 200 proyek besar di infrastruktur yang ada di APBN, dan itu menelan biaya banyak, jadi Presiden masih ingin meneruskan ibukota, bandara dan juga jalan yang akan direncanakan oleh pemerintah," ujar Rocky.

Rocky mengecam pemerintah yang tidak bisa berfikir secara ekstrapolasi tentang penambahahan kasus covid-19 yang sekarang terjadi di depan mata dan lebih mementingkan proyek infrastruktur yang nilanya capai triliunan.

"Bayangkan, ada ratusan proyek dengan anggran triliunan rupiah, untuk membeli 1 ranjang di Wisma Atlet saja tidak ada tuh, sehingga terpaksa kepala unit di Wisma Atlet tunggu sampai besok Kamis siapkan ranjangnya. Masak Pesiden gak bisa berfikir secara ekstrapolasi bahwa akan terjadi penambahan kasus, kan di India udah betambah kasus dari sebulan yang lalu. dan Malaysia juga begitu, masa gak disiapin 1 tambahan ranjang untuk wisma atlet," pungkasnya.

Rocky menganggap artinya ini semua sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Luhut jika pemimpin tidak memikirkan tentang perencanaan kesehatan. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X