Sempat Disanjung, Vaksin Nusantara Terawan Ternyata Bukan Karya Anak Bangsa

- Jumat, 16 April 2021 | 10:14 WIB
Eks Menteri Kesehatan Terawan (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Eks Menteri Kesehatan Terawan (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, ternyata tidak murni karya anak bangsa.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa Vaksin Nusantara sebenarnya dikembangkan di Amerika Serikat dan hanya sekadar diuji coba di Indonesia.

"Vaksin Nusantara adalah jenis vaksin yang dikembangkan di Amerika dan diujicobakan di Indonesia," kata Wiku dalam jumpa pers, Kamis (15/4/2021).

Pernyataan Wiku ini sekaligus membantah klaim beberapa pihak, terutama dari kalangan anggota DPR RI yang ngotot agar Vaksin Nusantara dilanjutkan terus karena merupakan buatan anak bangsa.

Wiku menegaskan bahwa pemerintah sangat mendukung inovasi di bidang kesehatan, terutama untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Namun, sebelum disuntikkan kepada masyarakat vaksin tersebut harus memiliki izin dari BPOM terkait keamanan, efikasi, dan kelayakan.

"Inovasi di bidang kesehatan harus tetap mengikuti kaidah, etika, dan tahapan ilmiah sehingga inovasi yang dihasilkan memiliki manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Karena itulah, Wiku meminta pengembang Vaksin Nusantara agar berkomunikasi dengan BPOM untuk mengakhiri masalah ini.

Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo dalam cuitannya juga menegaskan Vaksin Nusantara bukan buatan anak bangsa karena bahan-bahannya diimpor dari Amerika Serikat.

Mulai dari antigen, Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF), medium pembuatan sel, dan alat-alat persiapan.

"Inovasinya berasal dari Amerika oleh peneliti Amerika dari perusahaan biotek komersil di Amerika," tulisnya.

Seperti diketahui, BPOM tidak mengizinkan Vaksin Nusantara lanjut ke uji klinis berikutnya karena uji klinis fase 1 yang tidak lengkap.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengakui bahwa komponen utama pembuatan vaksin dendritik tersebut diimpor dari AS.

Menurut BPOM, vaksin yang digagas oleh Terawan butuh waktu lama jika harus dibuat di Indonesia tanpa mengimpor komponen.

Halaman:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X