Pemkot Balikpapan Hanya Izinkan Shalat Idul Fitri di Mushala dan Masjid Saja

- Kamis, 29 April 2021 | 13:04 WIB
 Dokumentasi: Umat Islam meninggalkan Masjid Agung Babussalam seusai mengikuti shalat Idul Adha 1441 H di Timika, Papua, Jumat (31/7/2020). (ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding)
Dokumentasi: Umat Islam meninggalkan Masjid Agung Babussalam seusai mengikuti shalat Idul Adha 1441 H di Timika, Papua, Jumat (31/7/2020). (ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding)

Pemkot Balikpapan dikatakan hanya mengizinkan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriyah dilangsungkan di mushala dan di masjid.

Langkah pemkot tersenit diputuskan pada Rabu (28/04) sebagai bagian dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro untuk mencegah perluasan dan penyebaran COVID-19.

Di masa normal, shalat hari raya Idul Fitri selalu digelar di tempat-tempat yang bisa menampung orang banyak, yaitu masjid besar dan lapangan terbuka.

Misalnya, lapangan Merdeka di Klandasan, jadi tempat ribuan warga Kota Minyak berkumpul di pagi hari 1 Syawal untuk shalat Idul Fitri berjamaah. Para pejabat utama kota pun shalat di Lapangan Merdeka.

Wali Kota Rizal Effendi mengatakan bahwa keputusan melarang Shalat Id di tempat luas terbuka yang dihadiri banyak orang tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi kepala daerah seluruh Indonesia bersama Presiden Joko Widodo.

Kemudian di Balikpapan segera dilanjutkan dengan rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida).

Menurut Wali Kota, Presiden Jokowi dalam rapat berulangkali mengingatkan tentang kewaspadaan agar jangan sampai kasus COVID-19 melonjak terjadi di Indonesia. Karena itu masing-masing daerah harus punya langkah antisipasi untuk mencegah penularan COVID-19 sebab libur panjang dan mobilitas orang yang tinggi berkenaan dengan akhir Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tandas Wali Kota Rizal.

Maka dari itu masjid-masjid juga diminta menegakkan secara ketat protokol kesehatan.

Kalau kemudian ada protes dari masyarakat, Rizal menyatakan, peristiwa di India menjadi pelajaran berharga. Karena melonjaknya kasus di India merupakan akibat ada kelonggaran di masyarakat, antara lain  dalam menjalankan kegiatan keagamaan.

“Jadi kalau ada pertanyaan masyarakat, kasus COVID-19 sudah turun, kok ada pengetatan kembali? Maka jawabnya adalah kita belajar dari peristiwa di India di mana sebab protokol kesehatan dilongarkan, termasuk di acara keagamaan maka jumlah kasus COVID-19 kembali meningkat.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X