Ketua MPR Puji Langkah Jokowi Temui Presiden Ukraina & Rusia di Tengah Konflik Bersenjata

- Rabu, 29 Juni 2022 | 19:12 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersiap menaiki helikopter militer tipe Sikorsky CH53?untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 ke-48 di Jerman, Senin (27/6/2022). (ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev/Handout)
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersiap menaiki helikopter militer tipe Sikorsky CH53?untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 ke-48 di Jerman, Senin (27/6/2022). (ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev/Handout)

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, memuji langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev. Setelah itu, Presiden Joko Widodo juga akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.

Bamsoet berkata, untuk mencapai Ukraina, Kepala Negara harus melewati perjalan yang cukup panjang yakni menempuh perjalanan dengan waktu tempuh mencapai 12 jam menggunakan kereta api dari Polandia.

“Sebuah perjalanan luar biasa, menunjukan besarnya kesungguhan hati Presiden Joko Widodo membawa misi perdamaian. Sekaligus menjalankan amanat konstitusi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” kata Bamsoet kepada wartawan, Rabu (29/6/2022).

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, sebagai pemimpin G-20, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi mempunyai peran strategis untuk meredakan ketegangan yang terjadi antara kedua negara.

Baca Juga: Breaking News! Presiden Jokowi Tiba di Kota Kiev Ukraina

Langkah Presiden Jokowi untuk mengunjungi Ukraina dan Rusia tersebut tersebut juga telah merawat tradisi para pemimpin Indonesia yang selalu concern dalam menjaga perdamaian dunia sejak era Presiden Soekarno.

"Indonesia memiliki pengalaman panjang sejak era Presiden Soekarno dalam mewujudkan perdamaian dunia. Salah satunya melalui Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang menghasilkan Gerakan Non Blok guna menentang berbagai tindakan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik," jelas Bamsoet.

Selain itu, dia menambahkan pada tahun 1995, Presiden Soeharto juga pernah mengunjungi Bosnia-Herzegovina untuk mendamaikan kondisi disana yang saat itu berada dalam situasi gemuruh perang.

Bahkan, Presiden Megawati, dipercaya oleh pemerintah Korea Selatan menjadi tokoh penting dunia yang mampu membawa perdamaian antara Korea Selatan dengan Korea Utara.

"Kini melalui Presiden Joko Widodo, kita berharap Indonesia bisa berperan besar mendamaikan ketegangan antara Rusia dengan Ukraina. Tidak hanya demi rakyat di kedua negara tersebut, melainkan juga demi rakyat dunia yang juga terkena imbas dari konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina,” paparnya.

“Mengingat kedepannya, pasca pandemi Covid-19, dunia menghadapi tantangan yang sangat berat, baik pada ketahanan pangan, ketahanan energi, maupun stabilitas keuangan. Untuk mengatasinya, perlu kerjasama dari berbagai negara dunia untuk saling bergandengan tangan, bukan justru saling berseberangan," tambah Bamsoet.

Sekadar informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Kota Kiev, Ukraina setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 11 jam dari Kota Przemysl, Polandia.

Kereta Luar Biasa (KLB) yang membawa Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi tiba di Peron 1 Stasiun Central Kiev, Ukraina sekitar pukul 08.50 waktu setempat, Rabu (29/6/2022).

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X