Editor Metro TV Disebut Tak Mungkin Tusuk Leher Sendiri, Kriminolog: Itu Hal yang Wajar

- Selasa, 28 Juli 2020 | 12:25 WIB
Meninggalnya editor Metro Tv (Istimewa).
Meninggalnya editor Metro Tv (Istimewa).

Mencuatnya kasus kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo yang ditemukan tewas penuh luka di pinggir Jalan Tol Jorr Ulujami, Jakarta Selatan, membuat publik berasumsi atas kematian tersebut. Apalagi setelah menjalani penyidikan selama 15 hari, pihak kepolisian pun mengeluarkan pernyataan bila Yodi Prabowo kemungkinan bunuh diri.

Pernyataan tersebut didasari oleh hasil pemeriksaan polisi kepada para saksi dan semua barang bukti. Termasuk CCTV di salah satu toko yang menunjukkan bila Yodi terlihat membeli pisau sebelum ditemukan tewas.

Sontak pernyataan itu membuat masyarakat sedikit tak percaya. Termasuk orang tua korban yang tidak percaya bila Yodi dapat melakukan bunuh diri, khususnya menusuk lehernya sendiri dengan pisau tersebut.

Lalu, apakah benar seorang yang ingin bunuh diri tak mungkin menusuk lehernya sendiri dengan pisau? Mengapa memilih cara dengan menusuk diri ketimbang dengan cara lain. 

-
Polisi menunjukan foto bukti pembelian pisau oleh Editor Metro TV, Yodi Prabowo. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Untuk itulah Indozone menghubungi pakar kriminologi dari Universitas Indonesia, Ferdinand Andi Lolo. Kepada Indozone, Ferdinand mengungkapkan kemungkinan tersebut.

"Iya itu kan hal yang biasa. Karena leher bagian yang sangat mematikan seperti jantung, karena di leher ada urat nadi, pembuluh darah. Jadi itu hal yang wajar, karena banyak berbagai cara untuk bunuh diri, apalagi dengan pisau," kata Ferdinand.

"Masing-masing punya metodenya sendiri. Mungkin korban tidak memiliki lokasi yang cocok untuk gantung diri. Jadi dia milih cara yang lebih cepat, dengan pisau. Selain itu kalau gantung diri memiliki waktu yang lebih lama dan kemungkinan bisa ditemukan anggota keluarga sendiri. Jadi itu opsi saja," ujar Ferdinand.

Perihal pernyataan keluarga yang merasa janggal dengan penggunaan pisau dan posisi tangan yang digunakan untuk menusuk pisau, sang kriminolog menjelaskan hal itu juga bisa saja terjadi. 

"Dalam situasi yang tidak normal, orang biasa juga bertindak yang sesuatu tidak lakukan. Mungkin saja dalam situasi tidak normal, orang kan bisa saja bertindak sesuatu yang tidak biasanya kita tidak lalukan.  Misalnya, biasa dia pakai tangan kanan, tapi bisa saja dalam situasi tertentu dia bisa menggunakan tangan kiri, atau anggota tubuh yang lain," jelasnya.

Kendati seperti itu, Ferdinand meminta pihak kepolisian tidak langsung menutup kasus tersebut. Mengingat kemungkinan ada bukti baru yang ternyata mengindikasikan Yodi Prabowo dibunuh, bukan bunuh diri. 

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X