Banjir ucapan duka setelah Komandan Kompi Batalion A Brimob Polda Maluku Iptu Laurens Tenine dinyatakan meninggal dunia.
Di media sosial pun ramai ucapan turut berbelasungkawa atas kepergian Iptu Laurens Tenine.
"Turut berduka cita atas meninggalkannya Iptu Laurens Tenine Danki 4A mantan Danki kompi 1 DEN B Pelopor,semoga diberi kekuatan dan kesabaran bagi keluarga yang di tinggalkan, beliau orang yang baik," tulis Alimin Siolimbona seperti yang dikutip Indozone, Kamis (8/4/2021).
Sementara itu kerabatnya Tresya Titahena mengungkapkan di Facebook masih tidak percaya kalau Iptu Laurens telah meninggal.
"Di mana katong (kita) ada merayakan paskah, kabar datang. Ale so pigi tu jua utk selama - lamanya... Sioh Oleng eee jadi tlp deng beta tu for yg terkhir kali ka so zg bisa bilang apa lai," tulis akun Facebook Tresya Titahena.
Sebelumnya dia diketahui mendapatkan suntik vaksin merek AstraZeneca dalam vaksinasi massal yang dihelat di lapangan Letkol CHR Tahapary, Tantui, Ambon pada Selasa (30/3).
Kala itu, peserta yang mengikuti program vaksinasi sejak hari pertama hingga hari ketiga sebanyak 500 orang anggota Polda.
Mereka berasal dari Direktorat Shabara, Krimsus, Bidang Humas, Biro Rena dan Biro Ops Polda Maluku.
Melansir Antara, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono membantah kalau kematian Iptu Laurens karena disuntik vaksin AstraZeneca, namun akibat positif terjangkit COVID-19.
"Dilakukan sampel pemeriksaan COVID-19 (RT-PCR) di RS Haulussy Ambon dengan hasil positif," kata Argo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (7/4/2021).
Argo menjelaskan, Polda Maluku telah melakukan pengecekan dan memastikan bahwa Iptu Laurens Tenine yang bertugas sebagai anggota Brimob Polda Maluku tersebut meninggal dunia dikarenakan terjangkit COVID-19.
Menurut Argo, kronologi meninggalnya anggota Brimob tersebut, ketika itu keluarga pasien tiba di Rumah Sakit Bhayangkara dengan keluhan tidak sadarkan diri.
Setelah diperiksa oleh dokter jaga UGD didapatkan tidak ada respons napas dan nadi. Selanjutnya dilakukan tindakan resusitasi jantung paru selama 1 siklus, dan dinyatakan tidak berhasil.
