Cegah Terjadi Bentrokan, Presiden Kyrgyzstan Jeenbekov Mundur Pasca Kerusuhan

- Kamis, 15 Oktober 2020 | 19:23 WIB
Presiden Kyrgyzstan Sooronbay Jeenbekov berbicara setelah pemungutan suara pada pemilihan parlemen di Bishkek, Kyrgyzstan 4 Oktober 2020. (Photo/Reuters)
Presiden Kyrgyzstan Sooronbay Jeenbekov berbicara setelah pemungutan suara pada pemilihan parlemen di Bishkek, Kyrgyzstan 4 Oktober 2020. (Photo/Reuters)

Presiden Kyrgyzstan Sooronbay Jeenbekov pada Kamis (15/10/2020) menyatakan mundur setelah 10 hari kerusuhan pasca pemilu bersengketa. Bahkan penyebab dirinya mundur untuk mencegah terjadinya bentrokan antara pasukan keamanan dan massa yang menuntutnya mundur.

Sebelumnya, sejak pemilihan parlemen pada 4 Oktober, Kyrgyzstan bergejolak karena banyaknya penentangan oposisi setelah sekutu Jeenbekov dinyatakan sebagai pemenang pemilu.

Dilansir dari Reuters, Kamis (15/10/2020), setelah pendukung oposisi turun ke jalan dan menyegel gedung pemerintahan, otoritas kian membatalkan hasil pemilu.

Sementara itu, Jeenbekov pekan lalu mengumumkan bahwa dirinya bakal mengundurkan diri, namun pekan ini dia menunda niatnya tersebut, dengan berdalih akan tetap menjabat sampai pemilu yang baru digelar.

Setelah itu, pada Rabu (14/10/2020), Jeenbekov menerima pilihan parlemen atas Sadyr Japarov, nasionalis yang dibebaskan dari penjara oleh pendukungnya pekan lalu, untuk menjadi perdana menteri. Tak lama, Japarov beserta pengikutnya menuntut Presiden Jeenbekov agar menyerahkan kekuasaannya.

Kyrgyzstan, bekas republik Soviet yang berbatasan dengan Tiongkok, mengalami kekacauan politik selama bertahun-tahun. Jeenbekov kini menjadi presiden ketiga yang digulingkan melalui pemberontakan populer sejak 2005.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X