Citibank harus gigit jari karena Pengadilan Distrik Amerika Serikat memutuskan mereka tak bisa menarik kembali uang US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun yang salah transfer.
Penyebabnya, kesalahan transfer diyakini adalah murni kesalahan transaksi bank itu sendiri. Hal ini bermula ketika Citibank hendak mengirimkan pembayaran bunga US$8 juta kepada pemberi pinjaman perusahaan kosmetik Revlon Inc.
Tapi, Citibank tak sengaja mentransfer secara keseluruhan US$900 juta, termasuk transfer US$ 175 juta ke dana lindung nilai atau hedge fund.
Citibank pun mengajukan gugatan agar dana bisa dikembalikan karena mereka belum menerima US$500 juta dari 10 firma penasehat investasi akibat transfer yang tidak disengaja tersebut.
Tapi, sebenarnya uang yang tidak sengaja ditransfer tersebut memang jumlah tepat yang harus dibayarkan Citibank, meskipun pinjaman belum jatuh tempo.
Hakim Distrik AS Jesse Furman memutuskan bahwa nilai transfer tersebut sesuai dengan jumlah pokok dan bunga pinjaman.
"Pemberitahuan yang menyertai mengacu pada bunga yang jatuh tempo, dan satu-satunya cara yang akurat adalah jika Revlon melakukan pembayaran di muka utama."
Prinsipnya, saat pihak ketiga salah mentransfer uang dari debitur ke kreditor, uang dapat disimpan oleh kreditor jika tidak menyadari bahwa terdapat kesalahan transfer dan tidak ada representasi yang salah.
Dengan kata lain penerima yang memang berhak menerima uang dan tidak tahu bahwa uang ditransfer secara tidak sengaja, dapat menyimpan uang tersebut.
Revlon yakin bahwa Citibank sengaja mengirimkan pembayaran di muka untuk pinjaman dan kesalahan tidak disadari hingga hampir sehari kemudian.
Karena itulah, hakim menilai bahwa kesalahan yang dilakukan oleh Citibank tidak rasional.
"Citibank, salah satu perusahaan jasa keuangan yang paling bergengsi di dunia, melakukan kesalahan yang tak pernah terjadi sebelumnya, dengan nilai hampir US$ 1 miliar, sangat tidak masuk akal," ujarnya.
Citibank sendiri tidak terima dengan putusan tersebut dan akan mengajukan banding atas kasus ini.
