Viral 'Jalur Gowes Gadis Desa' di Malang, Bisa Foto Bareng Gadis Desa yang Mandi di Sungai

- Senin, 14 September 2020 | 08:33 WIB
Kembang-kembang Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Malang, mencari uang dengan berfoto bersama pesepeda hidung belang. (Ist)
Kembang-kembang Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Malang, mencari uang dengan berfoto bersama pesepeda hidung belang. (Ist)

Berbagai cara dilakukan orang-orang berpikiran patriarkis untuk mengeksploitasi perempuan. Ketika rumah bordil atau spa esek-esek sulit untuk dibuka di tengah derasnya arus religiusitas, baru-baru ini, di Kabupaten Malang, muncul modus baru dalam bentuk  'Jalur Gowes Gadis Desa'.

Seperti namanya, di jalur yang berada di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso ini tersedia gadis-gadis desa yang tengah ranum untuk diajak berfoto bersama. Tentu saja dengan sejumlah bayaran.

Kembang-kembang desa itu menunggu "pelanggan" di sebuah aliran sungai hanya dengan mengenakan kemben. Belahan dada bagian atas mereka sengaja diperlihatkan untuk menarik minat para pesepeda yang melintas.

Namun, seperti yang sudah dapat dipastikan, semua pesepeda yang akhirnya singgah di aliran sungai itu adalah para pria hidung belang.

Usut punya usut, kembang-kembang desa itu tidak menginisiasi sendiri "bisnis" mereka itu. Ada dalang yang "menjual" tubuh mereka, yang tak lain adalah seorang pria yang disebut-sebut sebagai preman desa setempat.

Bahkan, untuk menarik pengunjung lebih banyak, preman-preman desa ini membuat banner dengan gambar seorang gadis desa memakai kemben, bertuliskan "Jalur Gowes Gadis Desa". Di sudut kanan atas banner itu juga tertera logo dan tulisan Pemerintah Kabupaten Malang, mengesankan seolah "wisata" mesum itu sudah mendapatkan izin dari pemkab setempat.

Foto-foto dan video gadis-gadis desa itu pun kini telah tersebar luas di media sosial dan mencuri perhatian netizen.

Dalam sebuah video yang diunggah akun @hahahiheho di Twitter, terlihat sejumlah pesepeda yang semuanya pria, sengaja berhenti di tepi kali itu untuk berfoto bersama kembang-kembang desa itu. Sebagian dari mereka yang "takut" dokumentasinya ketahuan istri, hanya berani mencuri-curi foto gadis-gadis desa itu dari kejauhan.

Saat dikonfirmasi, Camat Karangploso Indra Gunawan mengatakan kalau "wisata" mesum itu bukan inisiasi dari Pemerintah Kabupaten Malang.

"Itu dibuat oleh warga setempat. Dan itu sudah kami bubarkan karena itu sama dengan mengeksploitasi perempuan serta itu bertentangan dengan nilai kearifan dan budaya kita," kata Indra.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X