Kriminolog Sebut Perampok Rp80 Juta di Tengah Keramaian Gunakan Logika Terbalik

- Rabu, 6 Mei 2020 | 16:25 WIB
Aksi perampokan Rp80 juta di siang bolong dan di tengah keramaian di Depok. (Instagram/infodepok_id).
Aksi perampokan Rp80 juta di siang bolong dan di tengah keramaian di Depok. (Instagram/infodepok_id).

Aksi percobaan perampokan modus pecah kaca di Depok viral di lini massa dan menarik perhatian banyak orang, salah satunya pakar kriminologi. Kriminolog menilai aksi kejahatan jalanan di Depok itu dilakukan di siang hari dan di tempat yang ramai karena para pelaku yakin saat itulah waktu yang pas untuk beraksi.

Kriminolog, Adrianus Meliala menilai aksi nekat yang dilakukan para perampok yang viral di Depok itu didasari dengan perilaku berpikir dari para pelaku perampokan lainnya. Dia menilai pelaku berpikir jika di lokasi yang ramai justru menjadi lokasi yang pas untuk melakukan aksi kejahatannya.

"Pelaku kejahatan jalanan biasa menggunakan logika terbalik. Keramaian kerap dianggap sebagai hal yang membuat pencurian dan lain-lain tidak bisa dilakukan. Karena semua orang akan melihat, menjaga dan seterusnya," kata Adrianus saat dihubungi Indozone, Rabu (6/5/2020).

Lebih jauh Adrianus mengatakan lokasi-lokasi yang ramai tidak menutup kemungkinan dijadikan tempat pelaku kejahatan beraksi. Sebab, sering kali kebanyakan orang di lokasi itu lebih memilih menghindar ketimbang menolong orang yang sedang dirampok.

"Pada kenyataannya tidak demikian. Walau ramai orang bisa acuh tak acuh, tak perduli bahkan menghindar ketika ada kejahatan karena orang tidak mau jadi saksi," ungkap Adrianus.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Info Depok (@infodepok_id) on

Selain itu, dihubungi terpisah, kriminolog Ferdinand Andi Lolo menyebut aksi perampok yang viral di Depok sudah terorganisir dan direncanakan lebih dulu. Para pelaku disebutnya sudah mengintai korban termasuk sudah mengamati titik lokasi tempat kejahatan mereka akan dilakukan.

"Kemungkinan mereka sudah melakukan pengamatan di wilayah tempat operasi dan sudah menandai targetnya," kata Ferdinand.

Ferdinand mengatakan lokasi tempat kejadian bisa saja minim keamanan. Tidak ada aparat keamanan yang berjaga sehingga para perampokan tersebut meyakini aksinya akan berlangsung dengan lancar.

"Ketika target masuk ke wilayah yang sudah diamati kemudian melihat bahwa mungkin saja aparat keamaan tidak ada di sekitar situ, itulah yang mendorong mereka melakukan," pungkas Ferdinand.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X