Asap Semakin Pekat, Walhi Minta Jokowi Bertindak Cepat

- Sabtu, 14 September 2019 | 09:13 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo melakuka pemantauan lapangan langsung kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Rabu (11/9/2019)(BNPB)).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo melakuka pemantauan lapangan langsung kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Rabu (11/9/2019)(BNPB)).

Kabut asap semakin pekat menyelimuti kota-kota di Sumatera, salah satunya di Kota Palembang. Kualitas udara di kota ini, semakin memburuk akibat kebakaran hutan dan lahan.

Organisasi Masyarakat Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Selatan menegaskan, udara di Sumatera Selatan, sempat mencapai angka berbahaya atau berada pada level lebih dari 350 mikrogram

Kualitas udara level 0-50 mikrogram/m3 artinya dalam kondisi baik, sedangkan pada level 50-150 sedang, 150-250 tidak sehat, 250-350 sangat tidak sehat, dan pada level lebih dari 350 mikrogram/m3 berbahaya.

"Perlu diwaspadai karena rentan terhadap kesehatan manusia khususnya pernapasan," ujar Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Hairul Sobri. 

Ia meminta pemerintah pusat atau presiden Joko Widodo, dan daerah harus bertindak cepat menangani ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan melakukan tindakan cepat guna menanggulangi bencana asap.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menegaskan, telah membagikan masker untuk mengantisipasi dampak adanya kabut asap. Selain itu, sekolah mengundur jam masuk bila terjadi kabut asap dan 
meniadakan kegiatan belajar di luar ruangan. 

"Penggunaan masker menghindari dampak kabut asap yang mengandung partikel yang bisa merusak paru-paru dan menyebabkan infeksi saluran pernafasan, " kata Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X