Baru-baru ini, viral video memperlihatkan belasan ponsel santri yang dihancurkan gurunya dengan menggunakan palu. Penghancuran ponsel tersebut guna memberi efek jera kepada santri yang kedapatan membawa ponsel ke pondok pesantren.
Dalam video, belasan ponsel itu tampak hancur berkeping-keping usai dieksekusi di depan para santri. Para santri yang menonton penghancuran ponsel itu pun terdengar bersorak begitu belasan ponsel tersebut dihancurkan.
seperti pisau yang bisa digunakan untuk memotong sayuran atau membunuh seseorang, begitu juga dengan handphone. benda itu netral. jika ada penyalahgunaan, yang salah ya manusianya. bukan bendanya. pic.twitter.com/qJfaPdg93R
— Dayat Piliang ???? (@dayatpiliang) June 23, 2019
Berdasarkan informasi, lokasi video tersebut di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Ponorogo, Jawa Timur. Menanggapi beredarnya video penghancuran ponsel tersebut, pihak pesantren pun memberikan penjelasan.
"Handphone yang dipecahkan dalam video tersebut merupakan barang sitaan yang dilarang untuk santri yang berusaha melanggar disiplin dengan membawa HP ke dalam pondok secara diam-diam yang dapat mengganggu proses pendidikan di pesantren," kata Humas Biro Sekretariat Pondok Pesantren 'Wali Songo' Ngabar, melalui akunnya (@gabarexcellent).
Tindakan penghancuran ponsel itu sendiri sesuai dengan pedoman peraturan santri dan sudah didukung surat pernyataan calon santri dan calon orang tua/wali yang akan mendaftar ke pondok pesantren.
"Perusakan barang-barang terlarang yang disita pihak pesantren di depan santri untuk memberikan edukasi efek jera dan menegaskan bahwa pesantren tidak mengambil manfaat secara materiil dari barang tersebut," kata pihak Ponpes.