Setiap manusia, entah itu pria atau wanita, pasti memiliki puting di bagian dadanya. Namun, "fitur" tubuh ini berbeda. Kalau untuk wanita, fungsinya jelas yaitu untuk memberi makan bayi.

Namun, untuk pria masih belum diketahui apa fungsinya. Berdasarkan teori versi Darwin, puting pada pria tidak punya tujuan khusus dan oleh karena itu seharusnya pria tidak memiliki puting seiring evolusi berjalan.

Namun, ada penjelasan yang lebih ilmiah dari teori Darwin tersebut. Selama embriogenesis (perkembangan embrio setelah pembuahan), baik itu betina atau jantan memulai basis genetika yang sama, artinya belum ada pembagian jenis kelamin.

Barulah setelah 8 minggu pertama, muncul kromosom X dan Y yang akan menentukan jenis kelamin bayi. Laki-laki akan memiliki satu kromosom X dan Y, sementara perempuan memiliki 2 kromosom X.

Pada tahap inilah puting mulai berkembang. Bedanya, pada embrio wanita akan mengalami perubahan sel mamae karena tidak punya kromosom Y. Perubahannya yaitu pengembangan lubang di pusat setiap puting susu. Lubang ini perlahan-lahan membentuk saluran menuju laktiferosa (penghasil susu).

Jadi, puting laki-laki lebih tepat disebut sebagai sisa perkembangan janin dan menjadi karakteristik seks sekunder seperti pertumbuhan janggut dan jakun.