Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengaku tidak setuju jika usulan Bahar bin Smith dan Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang dimasukkan ke dalam lapas yang sama. Hal ini menyusul kabar keduanya sempat terlibat perkelahian.
Menurut Reza berbicara antara Bahar dan Ryan bukanlah orang yang biasa bertetangga seperti di kampung halaman. Sehingga subjek antara keduanya pasti berbeda.
"Jangan lupa, subjek yang diperbincangkan ini bukan orang biasa yang hidup bertetangga di kampung halaman yang sama di wilayah yang elok dan permai dengan siulan burung yang berlompatan dari satu pohon ke pohon lain di pagi hari," kata Reza kepada Indozone, Jumat (20/8/2021).
Perlakuan terhadap Bahar dan Ryan, lanjut dia, harus diselenggarakan secara spesifik dan optimal sesuai hasil penakaran risiko dan kebutuhan. Sebab menyatukan dua napi dengan tingkat risiko yang berbeda tajam bukanlah langkah tepat.
"Menyatukan dua napi, padahal mereka memiliki dua tingkat risiko yang berbeda sangat tajam, bukanlah langkah yang terbenarkan. Tingkat pengamanan terhadap mereka pun harus dibedakan, dengan pengamanan maksimal dikenakan bagi napi yang berisiko sangat tinggi," jelas dia.
Dilanjutkan Reza, dengan menyatukan napi berisiko rendah dengan napi berisiko tinggi ke dalam satu sel justru dikhawatirkan akan menghilangkan efek rehabilitasi yang sudah berlangsung.
"Menyatukan napi berisiko rendah dan napi berisiko tinggi ke dalam satu sel justru dikhawatirkan akan menghilangkan efek rehabilitasi yang sudah berlangsung pada diri napi berisiko rendah," tegas Reza.
"Membiarkan mereka 'bersilaturahmi' di ruang sel yang sama bahkan membahayakan keselamatan napi yang berisiko rendah," tambah Reza.
BACA JUGA: David NOAH Klaim Tak Terima Surat Panggilan, Polda Metro: Masa Enggak Terima?
Sebelumnya diwartakan, Kepala Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Mujiarto menyatakan sempat terjadi perselisihan dua narapidana di dalam lapas ini, yakni Bahar Smith dan Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang.
