Polda Metro Jaya membeberkan hasil penyidikan terkait penyebab terjadinya kecelakaan maut dua bus TransJakarta di Cawang, Jakarta Timur. Ternyata kecelakaan itu akibat sang sopir terkena serangan penyakit epilepsi hingga tidak melakukan pengereman.
"Kecelakaan disebabkan pengemudi alih-alih melakukan pengereman atau perlambatan menjelang halte malah cenderung menambah kecepatan yang ditunjukan hasil TAA GPS monitor di ruang kontrol TJ dan hasil CCTV di halte," kata Direkrur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo di Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Pancoran, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Hasil penyidikan pihak kepolisian, Sambodo menyebut sopir bus TJ berinsial J tidak melakukan pengereman. Hal itu dikarenakan J terkena penyakit epilepsi saat tengah mengendarai bus TJ.
"Kecelakaan disebabkan pengemudi bus B-7477-TK kehilangan kesadaran ketika mendekati Q poin titik tabrak di Halte Cawang-Ciliwung," kata Sambodo.
"Kehilangan kesadaran diduga akibat serangan epilepsi secara tiba-tiba," sambungnya.
Sambodo menyebut serangan epilepsi ini terjadi diduga akibat korban tidak mengkonsumsi obat. Hal ini lah yang menjadi penyebab kecelakaan maut terjadi di Cawang.
"Serangan tersebut dimungkinkan karena yang bersangkutan tidak minum obat saraf," kata Sambodo.
Seperti diketahui, sebuah bus Transjakarta menabrak bus serupa yang sedang menurunkan penumpang di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur beberapa waktu lalu. Dalam insiden ini tercatat dua orang tewas dan 31 orang lainnya mengalami luka-luka.
Polda Metro Jaya sendiri sudah menetapkan sopir bus berinisal J sebagai tersangka dalam kasus ini. J merupakan sopir bus TransJakarta yang tewas usai bus yang dikendarai menabrak bus TransJakarta lain yang sedang parkir.
