Jokowi soal Perang Rusia Vs Ukraina: Bisa Terjadi Krisis Pengungsi Terbesar Sepanjang Abad

- Selasa, 8 Maret 2022 | 14:48 WIB
Presiden Joko Widodo. (Dok. Setkab)
Presiden Joko Widodo. (Dok. Setkab)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait perang yang melibatkan Rusia dan Ukraina. Dia menyoroti kegagalan kedua pihak saat membahas kesepakatan gencatan senjata.

Presiden Jokowi menilai kegagalan perundingan soal kesepakatan gencatan senjata antara keuda negara yang bertikai bisa menambah korban jiwa.

"Gagalnya kesepakatan gencatan senjata di Ukraina bukan hanya mendorong eskalasi konflik bersenjata tetapi semakin bertambahnya korban jiwa dan krisis kemanusiaan di Ukraina," tulis Presiden Jokowi dalam akun Twitter-nya, yang dikutip Indozone, Selasa (8/3/2022).

"Perang adalah persoalan ego, melupakan sisi kemanusiaan, dan hanya menonjolkan kepentingan dan kekuasaan," tambah Presiden.

Jokowi meminta semua pihak, tanpa menyebut Rusia yang melakukan serangan ke Ukraina, untuk bersama-sama mencegah terjadinya ancaman krisis pengungsi terbesar.

"Menurut UNHCR, sudah 1,2 juta orang harus mengungsi ke negara lain karena perang di Ukraina," ungkap Jokowi.

"Apabila krisis berlanjut niscaya akan terjadi 'krisis pengungsi terbesar sepanjang abad'. Inilah yang harus kita sama-sama cegah agar jangan sampai terjadi," lanjtu dia.

 

Ditolak Ukraina

Sementara itu, mengutip Reuters, Rusia telah mengusulkan pembentukan koridor kemanusiaan agar warga sipil bisa meninggalkan lima kota Ukraina, termasuk Ibu Kota Kiev, sambil menunggu kesepakatan Ukraina.

Tapi, sebagian besar koridor itu akan melewati Rusia atau Belarus. Pengaturan seperti itu telah ditolak oleh otoritas Ukraina.

Warga sipil yang meninggalkan kota Kiev, Chernigov, dan Kharkiv akan melakukan perjalanan ke Rusia, beberapa melalui Belarus, kantor berita Interfax melaporkan dengan mengutip pernyataan komite Rusia yang ditugaskan untuk koordinasi kemanusiaan di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menolak usulan-usulan sebelumnya untuk mengevakuasi warga Ukraina ke daerah-daerah yang dia sebut sebagai "wilayah pendudukan" di Rusia dan Belarus.

Namun, orang-orang yang meninggalkan kota Sumy dan Mariupol akan diberi pilihan untuk pergi ke Rusia atau ke kota-kota Ukraina, yaitu Poltava dan Zaporizhia, kata Interfax saat mengutip pernyataan itu.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X