HNW Tolak Kemal Pasya Ataturk Dijadikan Nama Jalan di Jakarta

- Selasa, 19 Oktober 2021 | 15:59 WIB
Ilustrasi ruas jalan di DKI Jakarta. (INDOZONE/Arya Manggala)
Ilustrasi ruas jalan di DKI Jakarta. (INDOZONE/Arya Manggala)

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyoroti wacana penamaan salah satu ruas jalan di Jakarta dengan nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

HNW—sapaan akrab Hidayat Nur Wahid—mengatakan, apabila wacana tersebut dihadirkan sebagai tata krama diplomatik karena Turki telah menyematkan nama proklamator Indonesia, Ahmet Soekarno, sebagai jalan di depan KBRI Ankara, maka Pemerintah Indonesia bisa mengusulkan nama-nama yang lain selain Ataturk.

“Yaitu nama-nama Tokoh Turki yang tidak kontroversial dan yang bisa hadirkan penguatan hubungan karena nama-nama itu begitu harum diterima masyarakat luas di Indonesia  seperti Sultan Muhammad alFatih atau tokoh Sufi Jalaludin ar Rumi,” kata HNW di Jakarta, Selasa (18/10/2021).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini melanjutkan bahwa masalah ini sudah jadi perhatian masyarakat luas, yang mayoritas mutlaknya menyatakan menolak, secara rasional dan argumentatif.

Tercatat pihak Pimpinan MUI Pusat, PP Muhammadiyah, Sekjend PBNU, KAHMI, Ketua MUI DKI, Wakil Ketua MPR, Ketua BKSAP DPRRI, Wakil Ketua DPRD DKI dari PKS, telah sampaikan penolakan mereka secara terbuka.

“Bahkan Saya dalam 3 titik reses kemarin di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, juga menerima aspirasi dari 3 komunitas warga (para Pimpinan RT&RW, Pimpinan Pengajian Shubuh dan Pimpinan Jawara Betawi), yang secara terus terang menyampaikan keberatan dan penolakan mereka atas wacana penamaan jalan di Menteng Jakarta dengan nama Mustofa Kemal Ataturk,” tutur dia.

“Aspirasi dari banyak kelompok masyarakat yang menolak ini  tentunya juga sudah dibaca oleh pihak Turki, dan karenanya penting menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, Pemprov DKI Jakarta dan pihak Kedubes RI di Ankara,” tambahnya.

Disisi lain, ia mengatakan semua pihak di Indonesia mendukung penguatan hubungan RI dengan Turki. Tetapi masih banyak nama-nama tokoh Turki yang terhormat dan tidak kontroversial, dan diterima Umat Islam di Indonesia.

HNW menjelaskan bahwa pemberian nama hendaknya memang dalam rangka  menghormati, saling menghormati, tetapi tidak harus beraroma resiprokal, timbal balik. HNW kembali menegaskan dukungannya untuk penguatan hubungan Indonesia dengan Turki, tetapi seharusnya hubungan yang baik antara Turki dan Indonesia itu ditingkatkan dengan berbagai terobosan positif, tidak malah diciderai dengan wacana penamaan jalan yang kontroversial seperti ini.

“Karena saya juga tidak yakin bahwa pihak Pemerintah Turki lah yang mengusulkan nama Kemal Pasya Ataturk untuk nama jalan di Jakarta ibukota Indonesia. Karena pastilah Pemerintah Turki dibawah Erdogan menghormati Indonesia dan Sejarah perjuangan Indonesia yang tidak Sekuleristik Liberal apalagi anti Agama Islam, sebagaimana ditampilkan oleh Ataturk,” imbuhnya.

Apalagi, jelas HNW, Presiden Turki Rajab Tayyib Erdogan justru adalah Tokoh Bangsa Turki yang di berbagai acara internasional selalu menyerukan penolakan terhadap Islamophobia, suatu perilaku yang nampak jelas dalam jejak sejarahnya Kemal Pasya Ataturk.

“Ini yang mestinya dipahami dan disampaikan oleh pihak Indonesia, seperti Wagub DKI, Dubes di Ankara dll. Pemberian nama jalan, hendaknya menjadi salah satu cara untuk dapat meningkatkan hubungan dan menguatkan kerjasa sama yg saling menguntungkan,” tukasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X