Keluhkan Regulasi di Indonesia, Jokowi Ingin Contoh UEA

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 10:00 WIB
Presiden Joko Widodo berpidato ketika Muktamar V PKB di Bali, Selasa (20/8/2019). (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay).
Presiden Joko Widodo berpidato ketika Muktamar V PKB di Bali, Selasa (20/8/2019). (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay).

Presiden Joko Widodo mengeluhkan ruwetnya regulasi dan keprotokolan di Indonesia. Jokowi menginginkan Tanah Air meniru keberhasilan Uni Emirat Arab (UEA) dalam membangun negeri yang tanpa terkekang banyak aturan. 

Jokowi menceritakan pengalamannya ketika bersua Sheikh Muhammad bin Zayed (Pangeran UEA) ketika berkunjung ke Abu Dhabi pada 2015. Setelah turun dari pesawat, mantan Gubernur DKI Jakarta itu langsung diajak menaiki mobil Sheikh Muhammad. 

"Naik mobil Sheikh Mohammad. Beliau sendiri yang langsung mengendarai mobilnya. Artinya apa? Keprotokolan itu sudah tidak ada. Hampir tidak ada di sana. Begitu cepat, simpel, dan sederhana. Tidak diatur-atur, ribet, ruwet," kata Jokowi ketika menghadiri Muktamar PKB, di Bali, Selasa (20/8/2019).

Sikap Sheikh Mohammad membuat Jokowi menilai pemerintah UEA tidak menerapkan sistem yang "menyulitkan". Di Indonesia keadaan menjadi sebaliknya karena banyak regulasi seperti peraturan Undang-undang, Perpres, Permen, Pergub, hingga Perda.

"Kita ini menjerat diri kita sendiri, yang buat kita sendiri, yang bingung kita sendiri, yang tidak bisa cepat juga kita sendiri," tutur Jokowi.

-
(ANTARA/Arif Firmansyah).

Jokowi menganggap banyak regulasi yang membuatnya sulit mengambil keputusan. Padahal, mestinya harus dilakukan dengan segera. 

"Lho yang bikin ini kita sendiri. Kok kitanya tidak cepet, gara-gara yang kita buat itu," ujar Jokowi. 

Pertumbuhan Ekonomi UEA

Jokowi sempat menanyakan kepada Sheikh Muhammad soal cepatnya pertembuhan ekonomi di UEA. Pada masa itu, pendapatan per kapita UEA tembus 43.000 dollar AS, jauh jika dibandingkan dengan Indonesia (4.000 dollar AS).

"Beliau menyampaikan pada saya, Presiden Jokowi, tahun 60 kami dari Dubai ke Abu Dhabi itu masih naik onta. Tahun 1970-an, Dubai ke Abu Dhabi masih naik truk dan naik pick up, sementara kita tahun itu sudah naik Kijang (Toyota Kijang)," ujar Jokowi. 

"Namun, begitu menginjak tahun 1980-1985an, di UEA sudah melompat semuanya. Kita masih naik Kijang. Kuncinya apa? Kecepatan. Jadi sering saya sampaikan ke depan tidak lagi negara besar menguasai negara kecil, negara kaya menguasai negara miskin, tetapi negara cepat akan menguasai negara yang lambat,” tegas Jokowi. 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X