Terus Jatuh Korban, Tidak Ada yang Tahu Kapan Konflik Suriah Berakhir

- Jumat, 28 Februari 2020 | 13:45 WIB
Rumah sakit Dokter Lintas Batas yang ikut terkena dalam serangan udara (REUTERS/Abdalrhman Ismail)
Rumah sakit Dokter Lintas Batas yang ikut terkena dalam serangan udara (REUTERS/Abdalrhman Ismail)

Korban perang di Suriah kembali berjatuhan. Serangan terus terjadi menewaskan korban yang kebanykan warga sipil di wilayah Gubernuran Idlib, Suriah.

Menurut Direktur Umum Medicine Sans Frotieres (MSF), Meinie Nicolai, kampanye pemboman dan penembakan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Suriah dan sekutunya. 

Ia mengatakan tidak mengetahui cara untuk menghentikan terjadinya serangan membabi buta tersebut. Begitu juga cara membuat penyerang tunduk pada Hukum Humaniter Internasional terkait aturan perang.

-
Dokter Lintas Batas yang memberikan bantuan kemanusiaan (REUTERS/Baz Ratner)

"Kami telah berkali-kali meminta pihak-pihak dalam perang Suriah, sekutu mereka, dan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan segala cara guna mengakhiri pelanggaran-pelanggaran ini," ujar Meinie kepada Indozone.

"Kami menelepon lagi, dengan tingkat urgensi tertinggi. Warga sipil dan infrastruktur sipil harus dilindungi, seruan kami untuk menghormati aturan perang juga berlaku bagi kelompok oposisi dan pasukan Turki seperti pada pemerintah Suriah dan sekutunya, termasuk Rusia, sekutu militer utama pemerintah Suriah," jelasnya.

Sepanjang sore hingga malam pada Selasa (25/2/2020) kemarin, bom dan peluru menghantam daerah-daerah dengan populasi padat orang-orang terlantar di Kota Idlib dan Kota Mareet Misirin serta sekitarnya. Setidaknya dua sekolah dan dua taman kanak-kanak yang menampung keluarga-keluarga terlantar terkena dampak.

-
Dokter Lintas Batas yang bertugas di tengah negara konflik (REUTERS/Baz Ratner)

Di malam dengan situasi darurat medis yang luar biasa tersebut, tiga rumah sakit yang didukung Dokter Lintas Batas di daerah itu dibanjiri pasien.

Salah satu ahli bedah di Rumah Sakit Bedah Idlib mengatakan kepada tim Dokter Lintas Batas bahwa sejumlah pasien mengalami cedera hingga harus diamputasi, cedera neurologis, dan banyak cedera lainnya.

"Kondisi itu adalah situasi histeris di kota. Seiring dengan suara pengeboman dan suara sirene, orang-orang mengalami serangan panik. Hari itu adalah hari yang sulit, berdarah," ujar ahli bedah yang tak diketahui namanya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X