Kabut asap pekat masih menyelimuti Palembang, Sumatera Selatan. Kabut asap ini yang terjadi dalam sepekan ini membuat aktivitas warga terganggu.
Junaidi, pedagang buah di Pasar Perumnas, Palembang mengatakan kabut asap juga masuk ke dalam rumah dan membuat matanya terasa perih.
"Malah asap sudah masuk ke dalam rumah, mata jadi perih. Saya heran juga, kenapa asap ini tidak hilang-hilang," kata Junaidi, Jumat (25/10).
Sementara, Amelia warga Kecamatan Sematang Borang mengatakan anaknya tetap bersekolah seperti biasa meskipun kabut asap pekat menyelimuti Palembang. Hal itu dilakukan karena belum ada instruksi baru dari pemerintah terkait liburnya sekolah.
"Pekan lalu anak saya sudah diliburkan satu Minggu full, nah beberapa hari ini belum ada instruksi baru. Jadi anak-anak saya tetap sekolah meski masuknya diubah dari jam 07.00 menjadi 08.00 WIB. Sebenarnya ini sudah sangat parah, harusnya diliburkan lagi," kata Amelia.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumatera Selatan pada Jumat (25/10) ada 1.297 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Titik panas itu tersebar di 15 kabupaten di Sumatera Selatan, paling banyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak 867 titik, disusul Musi Banyuasin 122 titik, dan Banyuasin 81 titik.
Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan dalam dua pekan terakhir, termasuk mengerahkan helikopter untuk melakukan pengeboman air dan menambah personel pemadaman di darat.
Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan agak sulit dilakukan, karena sebagian terjadi di lahan gambut dan lokasi kebakaran susah dijangkau.
