Kelompok Taliban kini telah mengambil alih kekuasaan di Afghanistan. Mereka datang dan menetapkan berbagai larangan bagi warga Afghanistan salah satunya adalah larangan mendengarkan musik.
Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, yang mengatakan jika musik dilarang dalam agama Islam.
"Kami berharap kami dapat membujuk orang untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu, daripada menekan mereka," kata Mujahid, dikutip dari The New York Time, Jumat (27/8).
"Kami ingin membangun masa depan, dan melupakan apa yang terjadi di masa lalu," sambungnya.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan jika para perempuan yang bepergian selama beberapa hari memerlukan pendamping.
"Jika mereka pergi ke sekolah, kantor, universitas, atau rumah sakit, mereka tidak membutuhkan mahram,” katanya.
Mujahid juga mengatakan bagi para perempuan yang dipekerjakan di Afghanistan, untuk tinggal sementara di dalam rumah sampai Taliban melatih pasukannya mengenai cara menangani perempuan.
"Pasukan keamanan kami tidak terlatih [dalam] bagaimana menangani perempuan, bagaimana berbicara dengan perempuan [untuk] beberapa dari mereka. Sampai kami memiliki keamanan penuh, kami meminta perempuan untuk tinggal di rumah," katanya.
Sebelumnya, Taliban baru saja mengatakan akan menghormati hal-hak perempuan. Namun dari berbagai laporan yang diterima menunjukkan cerita yang berbeda. Para perempuan mengaku Takut pada Taliban dan khawatir Taliban akan kembali pada pemerintahannya dari tahun 1996-2001.
Selama kurun waktu tersebut, Taliban tak mengizinkan perempuan untuk bersekolah atau bekerja, dan diwajibkan menggunakan penutup kepala hingga ujung kaki.
