Taliban Diduga Meminta Warga Afghanistan Menikahi Anak Perempuan Mereka Sebagai Budak Seks

- Kamis, 15 Juli 2021 | 12:06 WIB
Taliban meminta warga Afghanistan menikahi anak remajanya. (REUTERS/Parwiz/Twitter)
Taliban meminta warga Afghanistan menikahi anak remajanya. (REUTERS/Parwiz/Twitter)

Taliban telah menuntut warga Afghanistan untuk menikahkan anak perempuan mereka yang masih remaja sebagai budak seks.

Sebuah pernyataan yang mengaku datang dari Taliban dilaporkan meminta para pemimpin lokal di Afghanistan untuk menyajikan daftar anak perempuan, berusia di atas 15 tahun, dan janda, di bawah 45 tahun.

"Semua imam dan mullah di daerah yang direbut harus memberi Taliban daftar gadis di atas 15 tahun dan janda di bawah 45 tahun untuk menikah dengan pejuang Taliban," kata surat itu, yang dikeluarkan atas nama Komisi Kebudayaan Taliban, dikutip dari The Sun.

Hal ini terjadi ketika kelompok-kelompok ekstremis melanjutkan serangan besarnya,  merebut petak-petak wilayah , memaksa ribuan tentara untuk melarikan diri atau menyerah dan merebut gudang senjata berat AS.

Mereka dibiarkan merajalela ketika AS, Inggris, dan negara-negara lain menarik pasukan terakhir yang tersisa setelah hampir 20 tahun perang.

Wanita ketakutan akan masa depannya melarikan diri dari negara yang dilanda perang saat militan Islam berjuang untuk mendapatkan kendali penuh setelah menguasai 85 persen Afghanistan.

-
Sebuah surat yang mengaku datang dari Taliban. (Twitter)

Karena teror tidak menunjukkan tanda-tanda memperlambat serangan, peraturan keras diterapkan pada mereka yang tinggal  di wilayah perang.

Warga Afghanistan dilarang merokok dan mencukur jenggot dan perempuan dilarang keluar sendirian.

Taliban memperingatkan bahwa siapa pun yang kedapatan melanggar aturan akan ditangani dengan serius.

Para orang tua khawatir preman Taliban akan mengambil anak perempuan mereka dan memaksanya menjadi budak.

Haji Rozi Baig, seorang sesepuh Afghanistan, mengatakan pengambilalihan Taliban atas distrik Khwaja Bahauddin Takhar, bekas markas Aliansi Utara yang jatuh ke tangan ekstremis pada Juni, telah memicu kekhawatiran para militan akan secara paksa menikahi putri mereka.

"Sejak Taliban mengambil alih, kami merasa tertekan. Di rumah, kami tidak bisa berbicara keras, tidak bisa mendengarkan musik dan tidak bisa mengirim wanita ke pasar Jumat," katanya.

Taliban juga mengatakan bahwa warga tidak boleh menjaga anak perempuan di atas 18 tahun, 'berdosa dan harus menikah'.

Saat Taliban tahu ada gadis di atas 18 tahun yang belum menikah akan dinikahi secara paksa.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X