Menjelang Penarikan Pasukan, Jerman Akhiri Pelatihan di Afghanistan

- Jumat, 30 April 2021 | 17:30 WIB
 Ilustrasi. tentara NATO berlindung dari debu dan puing-puing dari pendaratan helikopter Chinook selama latihan militer di provinsi Logar, Afghanistan, pada 30 November 2017 (photo/Reuters/Omar Sobhani)
Ilustrasi. tentara NATO berlindung dari debu dan puing-puing dari pendaratan helikopter Chinook selama latihan militer di provinsi Logar, Afghanistan, pada 30 November 2017 (photo/Reuters/Omar Sobhani)

Pada Jumat (30/4) waktu setempat, Jerman akan menyelesaikan pelatihan pasukan lokal di Afghanistan dan kemudian mengalihkan perhatian untuk menarik tentaranya dari negara itu.

Kementerian pertahanan di Berlin, dilansir dari REUTERS menyebutkan, kegiatan itu diakhiri pada saat Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyelesaikan misi setelah hampir dua dekade.

Presiden AS Joe Biden dan aliansi militer Barat itu pada pertengahan April mengumumkan bahwa mereka akan menarik sekitar 10.000 tentara asing yang masih berada di Afghanistan pada 11 September.

Baca juga: Survei Microsoft Sebut 83 Persen Pekerja di Indonesia Ingin Opsi Kerja Jarak Jauh

Jerman memiliki kontingen militer terbesar kedua dengan menempatkan sekitar 1.100 tentara.

Selama dua dasawarsa terakhir, Berlin telah mengirimkan lebih dari 100.000 tentara ke Afghanistan, yang banyak di antaranya bertugas lebih dari satu kali di negara itu.

Sebanyak 59 tentara Jerman tewas di Afghanistan, yang 35 di antaranya kehilangan nyawa dalam pertempuran atau akibat serangan militan, hingga menjadikannya sebagai misi militer Jerman paling mematikan sejak Perang Dunia Kedua.

Dengan mengakhiri operasi, Jerman harus mengerahkan kembali sekitar 800 kontainer peralatan seperti kendaraan lapis baja, helikopter, senjata, dan amunisi.

Kamp pasukan multinasional di utara Mazar-i-Sharif yang dipimpin oleh Jerman telah diperkuat dengan pasukan dan mortir, juga meningkatkan keamanan selama penarikan untuk menjaga pangkalan dari serangan Taliban.

Taliban sangat membatasi hak-hak perempuan dan hak asasi manusia lainnya selama mereka menjalankan pemerintahan di Afghanistan dari 1996 hingga 2001, ketika mereka digulingkan oleh pasukan pimpinan AS.

Sejak itu, mereka melancarkan pemberontakan jangka panjang dan saat ini menguasai sebagian besar wilayah.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X