Dua pembangkit listrik utama Lebanon dimatikan pada hari Jum'at yang membuat sebagian besar negara mengalami pemadaman listrik hampir seluruhnya.
Dikutip dari BBC, pemadaman listri disebabkan oleh dua pembangkit listrik yang kehabisan bahan bakar, kondisi yang memperburuk krisis sehingga orang-orang hanya menerima listrik dua jam sehari.
Kurangnya mata uang asing membuat sulit untuk membayar pemasok energi luar negeri.
#Lebanon : Darkness at #Beirut airport as 2 main power plants have shut down today, with fuel for essential private generators in short supply - water now to be rationed as well How much more pressure can the country bear? pic.twitter.com/fphwFWa6cA
— sebastian usher (@sebusher) July 9, 2021
Dua pembangkit listrik terbesar di Lebanon, Deir Ammar dan Zahrani yang sama-sama menyediakan sekitar 40 persen listrik negara itu ditutup pada hari Jum'at, kata pemiliknya Electricite Du Liban (EDL).
Kapal-kapal yang memuat minyak gas telah menolak untuk menurunkan bahan bakarnya sebelum uang ditransfer ke rekening pemiliknya dalam dolar.
Di kota timur Zahle, EDL meminta penduduk untuk mengurangi konsumsi listrik seminimal mungkin.
Dilansir BBC, sebagian besar negara itu juga menghadapi penjatahan air. Stasiu pompa ditenagai oleh diesel dan kurangnya pasukan mereka butuhkan untuk berfungsi.
Selama 18 bulan terakhir, Lebanon telah mengalami krisis ekonomi yang parah. Sementara itu mata uang Pound Lebanon telah jatuh ke rekor teredah.