Tersangka penembak Presiden Haiti ialah 26 warga Kolombia dan dua warga Amerika keturunan Haiti, kata kepala polisi Léon Charles kepada wartawan, dikutip dari BBC.
Delapan tersangka masih buronan, sementara 17 orang termasuk dua orang Amerika telah ditangkap.
Tersangka yang tersisa ditembak mati selama baku tembak dengan polisi di kota Port-au-Prince.
Pada hari Rabu, sekelompok pria bersenjata masuk ke rumah presiden dan menembak dia dan istrinya. Mr Moïse ditemukan berbaring telentang dengan 12 luka tembak dan meninggal di tempat kejadian, menurut pihak berwenang.
Belum jelas siapa yang merencanakan serangan itu atau apa yang memotivasinya.
Dikutip dari BBC, Perdana Menteri sementara Haiti Claude Joseph, mengatakan bahwa presiden berusia 53 tahun itu mungkin menjadi sasaran karena dia memerangi 'oligarki' di negara itu.
Pada hari Kamis, polisi menghadirkan beberapa tersangka ke media bersama dengan senjata, paspor Kolombia dan bukti lainnya.
"Orang asing datang ke negara kami untuk membunuh presiden," kata Charles.
"Kami akan memperkuat penyelidikan dan teknik pencarian kami untuk mencegat delapan tentara bayaran lainnya," tambahnya.
Pemerintah Kolombia mengatakan sedikitnya enam anggota regu pembunuh tampaknya adalah pensiunan anggota militernya. Ia telah berjanji untuk membantu Haiti dengan upaya penyelidikannya.
Sementara itu, Departeman luar negeri AS, mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi apakah ada warganya yang ditahan.
Penyelidikan masih mencari dalang dari pembunuhan, yang telah memicu beberapa kerusuhan di negara termiskin di Amerika itu.
