INDOZONE.ID - Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar mengungkap, dua dari tujuh ekor lumba-lumba yang sempat viral karena ditunggangi Lucinta Luna di Dolphin Lodge Bali mati.
Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso mengatakan, dua lumba-lumba itu mati sekitar bulan Juni atau Juli lalu. Berdasarkan informasi yang ia terima, sebelum mati dua lumba-lumba itu sempat memuntahkan rumput laut/lamun.
Berikut beberapa fakta mengenai kematian hewan mamalia yang dilindungi oleh negara tersebut.
1. Viral ditunggangi Lucinta Luna

Sebelumnya, Lucinta Luna sempat membuat heboh warganet karena videonya menunggangi lumba-lumba di Dolphin Lodge, di kawasan Sanur, Kota Denpasar, Bali.
Dalam video tersebut, Lucinta Luna bersama beberapa temannya tampak mengenakan pelampung lalu menaiki lumba-lumba yang berenang. Video itu menuai beragam kritik pedas dari para netizen yang menganggap Lucinta Luna dan teman-temannya 'animal abuse'.
Di samping itu, Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Wilayah I BKSDA Bali, Sumarsono mengatakan, ternyata lokasi tempat atraksi Lucinta Luna itu tidak memiliki izin. Pihaknya telah menutup lokasi tersebut pada April 2020 lalu karena izin konservasi tidak dikeluarkan.
Baca juga: Lumba-lumba Terancam Punah Ditemukan Mati di Pinggir Jalan, Terikat dan Berdarah
2. Aktivis ungkap dua lumba-lumba yang hilang

Kematian dua lumba-lumba di Dolphine Lodge ini pertama kali terungkap ketika aktivis satwa dari Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba pergi ke Bali untuk melihat nasib lumba-lumba yang viral dipakai seluncuran Lucinta Luna. Lumba-lumba itu dititipkan oleh BKSDA Bali di Bali Exotic Marine Park.
Sesampainya disana, Pinneng Sulungbudi, salah satu anggota Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba Pinneng mengaku sedih melihat kondisi lumba-lumba. Lima lumba-lumba diletakkan dalam satu kolam kecil dan dangkal. Lumba-lumba itu juga dibiarkan terus-terusan terpapar sinar matahari.
Selain itu, mereka juga menemukan kejanggalan, dimana seharusnya ada 7 ekor lumba-lumba dari sana. Namun yang terlihat hanya 5 ekor dan 2 ekor lainnya hilang dan kini diketahui telah mati.
3. Dugaan Eksploitasi

Sumarsono menjelaskan, lumba-lumba yang disita dari Dolphin Lodge Bali milik PT Piayu Samudra Bali itu dibawa sudah dalam keadaan tidak sehat.
Ia menyebut, lumba-lumba itu diduga dieksploitasi oleh pemiliknya hingga menderita hepatitis akut yang tidak ketahuan.
"Dilihat dari warna mata yang agak kekuningan, karena sudah habis-habisan dieksploitasi oleh pemilik lama secara berlebihan," kata Sumarsono.
Tak hanya itu, saat hendak dipindahkan oleh BKSDA Bali lumba-lumba itu juga kekurangan gizi karena kurangnya asupan makanan akibat sepinya pengunjung saat pandemi COVID-19. Satwa tersebut juga tidak pernah dicek kesehatan.
Sumarsono menegaskan bahwa kedua lumba-lumba yang hilang itu mati bukan karena dibunuh oleh pihaknya, melainkan karena memang sudah sakit sejak dipindahkan dari Dolphin Lodge.
"Keeper-nya siang malam nungguin jangan sampai mati, temen Unud bolak-balik bantuin karena sayang aset negara. Tapi gimana lagi, wong dari awal disita sudah sakit," ujar Sumarno.