Risma Paksa Penyandang Tuli Berbicara Saat Hari Disabilitas Internasional, Ini Alasannya

- Kamis, 2 Desember 2021 | 20:16 WIB
  Menteri Sosial Tri Risma Hari ni berbincang dengan penyandang disabilitas di Gedung Aneka Bhakti, Rabu (1/12/2021). (ANTARA/Sanya Dinda)
Menteri Sosial Tri Risma Hari ni berbincang dengan penyandang disabilitas di Gedung Aneka Bhakti, Rabu (1/12/2021). (ANTARA/Sanya Dinda)

Kementerian Sosial menggelar menggelar pameran karya penyandang disabilitas di kantor kementerian mulai Rabu, 1 Desember 2021 sampai Jumat 3 Desember 2021 sebagai bagian dari peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember.

Namun, baru-baru ini viral sebuah video yang memperlihatkan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang memaksa penyandang disabilitas tuli untuk berbicara di depan publik.

Aksi Mensos Risma itu terjadi pada Rabu, 1 Desember kemarin, saat berada di gedung Aneka Bhakti Kemensos, yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kemensos RI.

Risma diketahui mengajak penyandang disabilitas untuk berbicara.

Baca juga: Rusia Upgrade Rudal Anti-tank Terkuat Dunia, Dipasang di Heli Tempur

Terkait hal itu, perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) bernama Stefanus yang naik ke panggung. Stefanus tampak berbicara menggunakan bahasa isyarat yang diterjemahkan langsung oleh juru bicara bahasa isyarat.

"Ibu, mohon maaf, saya mau berbicara dengan Ibu sebelumnya," ucap Stefanus.

"Bahwasanya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar tapi tidak untuk kemudian dipaksa bicara. Tadi saya sangat kaget ketika Ibu memberikan pernyataan. Mohon maaf, Bu, apa saya salah?" imbuhnya.

"Saya ingin menyampaikan bahwasanya bahasa isyarat itu penting bagi kami, bahasa isyarat itu adalah seperti mata bagi kami, mungkin seperti alat bantu dengar. Kalau alat bantu dengar itu bisa mendengarkan suara, tapi kalau suaranya tidak jelas itu tidak akan bisa terdengar juga," kata Stefanus.

Mendengar kritikan tersebut, Risma langsung menghampiri Stefan di lokasi. Mensos Risma menjelaskan mengapa ia memaksa penyandang tuli untuk berbicara. Risma mengaku hanya ingin seorang penyandang tuli dalam kondisi tertentu bisa berdaya.

"Kenapa ibu paksa kalian untuk bicara? Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita, mulut, mata, telinga. Tapi saya berharap kita semua bisa mencoba," ujarnya.

Disisi lain, Risma meminta anak dididik sejak dini untuk tidak mem-"bully" penyandang disabilitas, mengingat diskriminasi masih kerap terjadi terhadap kelompok ini.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X