Kisah Warga Afganistan Nikahkan Anak Perempuan Demi Uang Mahar Buat Bertahan Hidup

- Selasa, 23 November 2021 | 15:30 WIB
Wanita Afghanistan ngemis di jalan bersama anaknya. (REUTERS/Zohra Bensemra)
Wanita Afghanistan ngemis di jalan bersama anaknya. (REUTERS/Zohra Bensemra)

Sejak diambil alih Taliban, Afghanistan mengalami krisis ekonomi. Warga lokal banyak yang menganggur karena kehilangan pekerjaan.

Sulitnya ekonomi membuat warga terpaksa menikahkan anak perempuannya yang masih di bawah umur, demi mendapatkan uang mahar untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dilansir Reuters, seorang pekerja pabrik batu bara di Afghanistan, terpaksa menikahkan putrinya yang berusia antara 13 dan 15 tahun kepada pria yang dua kali lebih tua dari usia anak mereka. Hal itu dilakukan untuk mendapat uang mahar senilai Rp42 juta.

Pria bernama Fazal mengatakan kepada Reuters, dia bisa saja menikahkan anak perempuannya yang berusia tujuh tahun, jika uangnya habis. Tapi dia berharap hal itu tidak terjadi, karena menikahkan anaknya yang masih di bawah umur terpaksa dilakukan demi untuk bertahan hidup.

Baca juga: Taliban Buat Aturan Baru, Warga Afganistan Tak Akan Lihat Lagi Perempuan di TV

"Saya tidak punya cara lain untuk memberi makan keluarga saya dan melunasi hutang saya. Apa lagi yang bisa saya lakukan?" katanya kepada Reuters.

PPB juga mengatakan krisis ekonomi dan kekeringan di Afghanistan akan menyebabkan krisis manusia terburuk di dunia.

Saat musim dingin tiba, jutaan orang Afghanistan kemungkinan mengalami kelaparan. PBB mengklaim 97% keluarga bisa jatuh di bawah garis kemiskinan pada pertengahan 2022.

Tak hanya pernikahan, orang tua yang tidak sanggup melunasi hutang juga akan menyerahkan anak perempuannya. Seperti halnya yang terjadi pada gadis sembilan tahun yang harus ikut dengan seorang tuan tanah karena orang tuanya tidak sanggup membayar uang sewa tempat tinggal mereka.

Sementara itu, di barat laut Afghanistan, seorang ayah meninggalkan lima anaknya di sebuah masjid karena tidak bisa memberi mereka makan.

UNICEF mengatakan telah memulai program bantuan tunai untuk membantu mengurangi risiko kelaparan dan pernikahan anak. Mereka bekerja sama dengan para pemimpin agama untuk menghentikan pernikahan yang melibatkan gadis di bawah umur.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X