Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendoakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dijauhkan dari fitnah.
Doa ini disampaikan Hidayat usai MUI mendapat tudingan meminta jatah komisaris BUMN sebagai imbalan untuk menerbitkan fatwa halal untuk vaksin COVID-19 yang mengandung babi.
Melalui akun Twitter @hnurwahid, Senin (22/3/2021), Hidayat berdoa agar MUI dijaga oleh Allah SWT.
"Stafsus Menteri BUMN, Arya Sinulingga 'Tidak pernah ada permintaan komisaris BUMN dari MUI, terkait fatwa soal vaksin Astrazeneca'. Alhamdulillah. Smoga Allah jaga MUI, dan selamatkan dari fitnah juga. Amin," cuit Hidayat.
Stafsus Menteri BUMN, Arya Sinulingga ;”Tidak pernah ada permintaan komisaris BUMN dari MUI, terkait fatwa soal vaksin Astrazeneca”. Alhamdulillah. Smoga Allah jaga MUI, dan selamatkan dari fitnah juga. Amin. @cholilnafis. https://t.co/w3QF1rZpNU
— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) March 22, 2021
Tak lama berselang, Ketua MUI Cholil Nafis membalas kicauan Hidayat.
"Ya. Biasa berjuang itu ada riak2-nya sbg bumbu penyedap rasa. Tapi kita jangan salah fokus dan jangan mengalihkan pokok masalahnya," balas Cholil melalui akun Twitter @cholilnafis.
Ya. Biasa berjuang itu ada riak2-nya sng bumnu penyedap rasa. Tapo kita jangan salah fokus dan jangan mengalihkan pokok masalahnya. https://t.co/6NtOuYHYaF
— cholil nafis (@cholilnafis) March 22, 2021
Sebelumnya, Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan bahwa pihak MUI tidak pernah ada meminta jatah komisaris.
"Sehubungan dengan adanya informasi yang mengatakan bahwa MUI meminta posisi komisaris BUMN, perlu kami sampaikan bahwa kami di Kementerian BUMN sampai hari ini tidak pernah ada permintaan komisaris untuk MUI ataupun pejabat-pejabat di MUI," kata Arya dilansir dari ANTARA, Minggu (21/3/2021).
Arya juga membantah bahwa MUI meminta jabatan komisaris terkait fatwa halal vaksin AstraZeneca yang disebut-sebut mengandung babi.
"Apalagi berhubungan dengan vaksin Astra Zeneca, sama lagi tidak ada hubungannya. Dan kita juga tidak ada keterkaitan dengan hal tersebut," sambungnya.