Potret Pendidikan Indonesia Zaman Now, Mahal Tanpa Edukasi?

- Senin, 27 Juli 2020 | 11:24 WIB
Para siswa SMK Negeri 2 Serang mengikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) di Serang, Senin (2/4/2018). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Para siswa SMK Negeri 2 Serang mengikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) di Serang, Senin (2/4/2018). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani melayangkan kritik keras terhadap sistem pendidikan 'Zaman Now', yang menurutnya sudah terlalu mahal namun tanpa edukasi. Olehnya itu ia menilai, pemerintah harus hadir untuk membenahi masalah ini. 

"Pendidikan zaman Mas Menteri Pendidikan (Nadiem Makarim) itu mahal tanpa edukasi. Tolong siapapun yang peduli pendidikan Indonesia, anak-anak kami butuh Pemerintah hadir," ujar Zita kepada awak media di Jakarta, Senin (27/7/2020). 

Zita mengungkapkan, salah satu kasus soal pendidikan yang ditemuinya di lapangan. Dimana, seorang ibu rumah tangga merasakan beban pendidikan selama pandemi ini.

"Saya hari itu langsung bertemu dengan ibu Eka Purwati, salah satu ibu rumah tangga dan ibu dari siswa bernama Meilani yang merasakan beban pendidikan selama pandemi," tuturnya. 

Ia mengungkap, dalam sehari, mereka harus menghabiskan Rp50 ribu hanya untuk membeli kuota agar bisa belajar. 

"Yang artinya, dalam satu bulan membutuhkan Rp1 juta - Rp1,5 juta untuk kuota internet. Belum termasuk kebutuhan makan minum dan bayar kontrakannya," jelasnya. 

"Bapak dari Meilani sendiri adalah pekerja konveksi, akibat pandemi, gajinya pun berkurang. Saya tidak bisa membayangkan, apabila konsep pendidikan kita di terapkan hingga tahun depan," sambungnya. 

Yang lebih miris, kata Zita, adalah pembelajaran yang kemudian hanya menjadi formalitas absen semata, karena tugas guru hadir hanya untuk memberi tugas lewat buku sekolah yang sudah di miliki siswa, tanpa memberikan video penjelasan tentang pembelajaran hari itu.

"Ini sangat berbahaya," tegasnya. 

Zita pun menyadari ternyata konsep pendidikan seperti ini selain memakan biaya, juga sama sekali tidak memberikan edukasi apapun. 

"Negara yang besar, adalah negara yang memprioritaskan pendidikan untuk anak bangsanya. Dan pandemi berhasil menunjukan siapa yang peduli, siapa yang tidak," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X