Peristiwa 28 Maret: Pembajakan Pesawat Garuda Indonesia "Woyla" oleh Lima Teroris

- Minggu, 28 Maret 2021 | 17:08 WIB
Pesawat Garuda Indonesia DC-9 (photo/wikipedia)
Pesawat Garuda Indonesia DC-9 (photo/wikipedia)

Tepat 40 tahun yang lalu, 28 Maret 1981, telah terjadi peristiwa pembajakan pesawat Garuda Indonesia "Woyla" rute penerbangan Jakarta-Palembang-Medan oleh lima orang teroris yang menamakan diri mereka Komando Jihad, pimpinan Imran bin Muhammad Zein.

Kelima teroris tersebut yakni Mahrizal, Abu Sofyan alias Sofyan Effendi, Zulfikar alias Teuku Djohan Meraza alias Ju, Wendy bin Mohamad Zein, dan Abdullah Mulyono. 

Pesawat tipe DC-9 dengan nomor penerbangan 206 itu dibajak usai transit dari bandara Talangbetutu, Palembang menuju Polonia, Medan.

Peristiwa pembajakan pesawat Woyla ini menjadi peristiwa terorisme bermotif jihad pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

Kronologi Peristiwa Pembajakan Pesawat

-
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia Woyla (ist)

Sabtu, 28 Maret 1981 pukul 08.00 WIB, pesawat Garuda Indonesia berisi 57 penumpang berangkat dari Jakarta menuju Palembang untuk transit.

Pilot Kapten Herman Rante dan Kopilot Hedhy Juwantoro kembali mengudarakan pesawat pada pukul 09.00 WIB dari bandara Talangbetutu, Palembang menuju bandara Polonia, Medan.

Tiba-tiba dua orang penumpang pesawat bangkit dari tempat duduk, satu orang berdiri di gang tempat duduk pesawat, sedangkan seorang lagi masuk ke ruangan kokpit.

Sembari menodongkan senjata, penumpang tersebut mengumumkan bahwa pesawat tersebut mereka bajak. Pukul 10.10 WIB saat berada di atas udara Pekanbaru, pesawat telah dikuasai lima orang pembajak bersenjata api.

Seorang pembajak meminta pilot untuk terbang ke Kolombo, Sri Lanka, namun Kapten Herman Rante menolak karena bahan bakar pesawat tidak mencukupi.

Pesawat akhirnya dibelokkan menuju Penang, Malaysia untuk mengisi bahan bakar. Dalam penerbangan ke Penang, para pembajak menyita semua dompet dan barang berharga penumpang. 

Para penumpang juga disuruh mengangkat tangan ke atas dan baru boleh menurunkan tangannya saat pesawat Woyla dialihkan menuju Bangkok, Thailand dari Penang, Malaysia.

Tuntutan Pembajakan Pesawat

Sebelumnya, peristiwa Cicendo yang terjadi pada 11 Maret 1981 juga diinisiasi oleh Imran bin Muhammad Zein.

Saat itu 14 anggota jamaah Imran dari Komando Jihad menyerbu kantor Polisi Kosekta 8606 Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung.

Para anggota Komando Jihad tersebut berhasil diringkus dan dijadikan tahanan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X