Sistem 'self-serve checkout' menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat pencurian di toko-toko dan supermarket.
Sebuah studi terbaru yang melibatkan lebih dari 9.000 toko di Australia dan Selandia Baru menemukan tingkat pencurian meningkat secara drastis dalam dua tahun terakhir.
Tercatat pada tahun 2018, total kerugian keuangan yang dialami oleh toko-toko yang berpartipasi dalam survei mengalami kerugian lebih dari $3,3 miliar, atau sekitar Rp 33 triliun, akibat pencurian yang dilakukan pembeli.
Di supermarket, produk yang paling sering menjadi target pencurian adalah susu formula bayi, daging, dan krim wajah.
Bukan hanya pencuri individu, kejahatan pencurian juga semakin teroganisir. Mereka akan menjual kembali hasil curiannya tersebut.
"Makan dan minuman champagne dijual ke sejumlah restoran dan susu formula bayi dijual ke China, seiring dengan meningkatnya fenomena 'daigou'," seperti diberitakan ABC.net.au.
'Self-serve checkout' merupakan sistem belanja otomatis. Pembeli akan melakukan sendiri proses pekerjaan kasir, dari mulai memindai kode hingga melakukan pembayaran ke mesin yang telah disediakan.